Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PEMASANGAN kubus apung dan perangkap sampah di beberapa aliran sungai cukup efektif menahan laju sampah mengalir hingga ke laut.
"Ya, kubus apung dan perangkap sampah sangat efektif untuk menangkap sampah yang berasal dari saluran terbuka di masyarakat," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang Mairizon, Kamis (23/9).
Mairizon mengatakan, kubus apung telah dipasang di bawah jembatan Rasuna Said. Sementara perangkap sampah bantuan dari LSM Pangea akan dipasang di 16 titik.
"Alhamdulillah tahun sekarang kita dapat bantuan 16 perangkap sampah dari LSM Pangea," ucap Mairizon.
Kalau perangkap sampah ini bisa berjalan optimal maka semua sampah yang terlanjur dibuang oleh masyarakat ke selokan, sungai dan saluran air lainnya yang bermuara ke laut bisa berkurang.
Dari evaluasi selama ini, untuk kubus apung minimal bisa dapat 20 keranjang sampah dalam satu hari. Untuk penangkapan di muara dengan kapal bantuan minimal ada 10 keranjang. Sedangkan untuk perangkap sampah yang telah dipasang oleh LSM Pangea, kondisi normal kalau tidak hujan bisa sampai 5-10 keranjang. Kalau hujan bisa sampai 20 keranjang.
Baca juga: Masih Pandemi, World Cleanup Day 2021 Usung Tema Pilah Sampah dari Rumah
Sampah-sampah yang tidak terkelola di Kota Padang, kini mencapai 62,8 ton. Sampah-sampah tersebut banyak ditemukan di muara sungai, bantaran pesisir pantai, serta ditempat-tempat yang dijadikan penumpukan sampah liar.
Menurut Mairizon, timbunan sampah yang terdapat di Kota Padang sebanyak 641 ton per harinya, masih menyisakan sampah yang tidak terkelola sebesar 62,8 ton atau 14%.
Ia juga mengungkapkan, sebenarnya pengelolaan sampah dilakukan dari hulu ke hilir. Yakni bagaimana masyarakat mengurangi sampah dari sumbernya.
"Jadi ini posisinya di hilir. Sampah sudah terlanjur masuk ke lingkungan itu kita lakukan pengelolaan," pungkasnya.(OL-5)
MENTERI Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyatakan menyiapkan dua pendekatan agar insiden perusakan rumah doa di Padang, Sumatra Barat tak terulang
KETUA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur mengatakan pemerintah mempunyai Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang belum berjalan dengan baik.
PENGURUS Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyayangkan pembubaran dan perusakan rumah doa atau tempat ibadah kembali terjadi. Terbaru pembubaran rumah doa yang terjadi di Padang.
Rumah doa kembali menjadi titik gesekan karena kurangnya komunikasi dan miskomunikasi di lapangan.
Aksi pelarangam ibadah di Padang menunjukan bahwa sikap intoleransi masih mengakar di berbagai sudut negeri.
GEMPAR Indonesia meminta Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi Menteri dan Wakil Menteri Agama terkait insiden intoleransi di Padang
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved