Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PEMASANGAN kubus apung dan perangkap sampah di beberapa aliran sungai cukup efektif menahan laju sampah mengalir hingga ke laut.
"Ya, kubus apung dan perangkap sampah sangat efektif untuk menangkap sampah yang berasal dari saluran terbuka di masyarakat," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang Mairizon, Kamis (23/9).
Mairizon mengatakan, kubus apung telah dipasang di bawah jembatan Rasuna Said. Sementara perangkap sampah bantuan dari LSM Pangea akan dipasang di 16 titik.
"Alhamdulillah tahun sekarang kita dapat bantuan 16 perangkap sampah dari LSM Pangea," ucap Mairizon.
Kalau perangkap sampah ini bisa berjalan optimal maka semua sampah yang terlanjur dibuang oleh masyarakat ke selokan, sungai dan saluran air lainnya yang bermuara ke laut bisa berkurang.
Dari evaluasi selama ini, untuk kubus apung minimal bisa dapat 20 keranjang sampah dalam satu hari. Untuk penangkapan di muara dengan kapal bantuan minimal ada 10 keranjang. Sedangkan untuk perangkap sampah yang telah dipasang oleh LSM Pangea, kondisi normal kalau tidak hujan bisa sampai 5-10 keranjang. Kalau hujan bisa sampai 20 keranjang.
Baca juga: Masih Pandemi, World Cleanup Day 2021 Usung Tema Pilah Sampah dari Rumah
Sampah-sampah yang tidak terkelola di Kota Padang, kini mencapai 62,8 ton. Sampah-sampah tersebut banyak ditemukan di muara sungai, bantaran pesisir pantai, serta ditempat-tempat yang dijadikan penumpukan sampah liar.
Menurut Mairizon, timbunan sampah yang terdapat di Kota Padang sebanyak 641 ton per harinya, masih menyisakan sampah yang tidak terkelola sebesar 62,8 ton atau 14%.
Ia juga mengungkapkan, sebenarnya pengelolaan sampah dilakukan dari hulu ke hilir. Yakni bagaimana masyarakat mengurangi sampah dari sumbernya.
"Jadi ini posisinya di hilir. Sampah sudah terlanjur masuk ke lingkungan itu kita lakukan pengelolaan," pungkasnya.(OL-5)
Ia memasarkan produknya secara online dan membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang di sekitarnya.
rumah adat sumatera barat dengan ciri khas dan beberapa perbedaan dilihat dari desain serta karakteristik bangunan rumah adat
pakaian adat Sumatera Barat yang biasanya digunakan dalam acara tertentu maupun baju sehari-hari, memiliki ciri khas dan filosofi budaya yang kental
Makanan khas biasanya memiliki rasa, bahan, dan cara penyajian yang unik, dan sering kali memiliki resep turun-temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi.
RATUSAN rumah berukuran mungil berjejer rapi menapak di punggung perbukitan di kaki Gunung Geulis Cimanggung, Sumedang Jawa Barat.
PEMERINTAH Kota Padang tidak mengizinkan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan balimau.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved