Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Berbagi Cerita Kehangatan Kirab Api PON XX Papua 2021

Marcel Kelen
15/9/2021 22:20
Berbagi Cerita Kehangatan Kirab Api PON XX Papua 2021
Wakil Sekretaris Umum PB PON XX dan Ketua Pengarah Kirab Api PON XX Carolus Bolly di lokasi api abadi di Papua Barat(DOK/PRIBADI)


Seperti dituturkan Wakil Sekretaris IV yang membidangi Humas dan PPM pada Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XX, Kadkis Matdoan, Rabu (15/09)

Api Abadi

Api menjadi salah satu elemen penting dalam peradaban manusia, sejak zaman pramodern hingga saat ini. Api memiliki peran fundamental dalam
kelangsungan hidup umat manusia, secara fungsi teknis maupun filosofis.

Secara ilmiah, api adalah wujud dari energi panas yang dihasilkan dari
reaksi kimia eksotermik suatu bahan bakar yang mengalami oksidasi cepat
dalam proses pembakaran.

Dalam setiap pergelaran olahraga, api dimaknai sebagai unsur yang kompleks dan menjadi sumber kehangatan yang tak pernah padam. Sementara, kobaran api adalah metafora dari semangat berkompetisi
dan sportivitas untuk meraih prestasi.

Pada api yang menyala tersirat makna tentang kekuatan dan keteguhan. Oleh karenanya, Api menjadi bagian tak terpisahkan dalam setiap penyelenggaraan Pesta Olahraga Nasional maupun internasional.

Sejarah mencatat, selama lebih dari satu abad, api menjadi simbol utama
dalam pagelaran pesta olahraga dunia. Begitu juga dengan perhelatan Pekan Olahraga Nasional di Indonesia yang kali pertama diselenggarakan pada 1948 di Kota Surakarta, Jawa tengah. Pengambilan Api PON dari sumber api alami yang berasal dari perut bumi dikenal dengan sebutan api abadi.

Sumber Api Abadi Klamono, Sejak abad XX hingga pelaksanaan PON XX

Titik pengambilan Api PON XX Papua 2021 akan dilakukan di Maladuk, Klamono, Kabupaten Sorong, Papua Barat. Berlokasi di PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) Lapangan Klamono PT Pertamina EP Cepu Regional 4 Zona 14 Field Papua.

Mengapa lokasi tersebut dinyatakan pantas menjadi lokasi pengambilan api abadi? Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, sejak dahulu terkenal memiliki beberapa wilayah penghasil minyak dan gas bumi, salah satunya di Kabupaten Sorong, Papua Barat.

Kegiatan eksplorasi pertama kali di wilayah Sorong dilakukan di daerah Klamono, wilayah ini adalah bagian dari sejarah panjang penemuan minyak bumi di Hindia Belanda abad ke XIX. Memasuki abad
ke XX, pemerintah kolonial Belanda mulai memperluas pengaruhnya ke Klamono, Kabupaten Sorong, sebuah kota di Provinsi Papua Barat, Indonesia saat ini.

NNGPM (Nederlansche Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij) mulai melakukan aktivitas pengeboran minyak bumi di Sorong sejak 1935.
Sejak itulah kota ini dikenal dengan sebutan Kota Minyak.

Eksplorasi Minyak dan Gas di Kabupaten Sorong secara khusus di Klamono sebagai tempat pertama kali ditemukannya minyak dan gas di Tanah Papua dimulai pada 1936. Sampai saat ini sudah berusia lebih dari 85 Tahun.

Karena itu, sudah selayaknya pengambilan API PON XX Tahun 2021 Provinsi Papua mengambil sumber Api Abadi dari gas alam yang ada di Klamono.

Selaras dengan Klamono, wilayah ditemukannya minyak dan gas pertama di Papua, juga merupakan awal pesatnya perkembangan industri minyak dan gas yang hingga kini terus berperan penting dalam kehidupan manusia sejak abad ke XX.

Api abadi yang diambil dari Klamono juga akan menjadi awal penyelenggaraan Kirab Api PON di Tanah Papua. Melalui lokasi yang
memiliki dengan nilai historis yang kuat ini, Indonesia pun mencatatkan sejarah baru penyelenggaraan PON XX untuk pertama kalinya di Papua.

*Desain Sarat Makna dan Cerita *

Obor, Tungku, dan Lentera menjadi perlengkapan utama dalam setiap
penyelenggaraan kirab api PON. Setiap tuan rumah akan menyuguhkan desain dan bentuk terbaik yang mampu merepresentasikan daerahnya.

Obor akan digunakan selama proses kirab api, tungku menjadi tempat bersemayam api, dan lentera digunakan untuk menjaga api agar tidak padam.

Provinsi Papua sebagai tuan rumah peyelenggaraan PON XX 2021 telah
menyiapkan desain perlengkapan kirab api ini secara mendalam melewati
berbagai pertimbangan karakteristik masyarakat dan budaya. Sebagai salah satu lumbung seni dan budaya di Indonesia, melalui putra-putri terbaiknya, Papua berhasil berkolaborasi membuat desain kreatif obor, tungku dan lentera yang unik, mengadopsi kekayaan budayanya.

Terinspirasi alat musik tradisional Tifa, seluruh dasar desain perlengkapan Kirab Api PON yang dibuat menyerupai bentuk alat musik kebanggaan Bumi Cenderawasih ini. Tifa bagi masyarakat Papua adalah alat musik tradisional yang mampu menyatukan semua elemen masyarakat. Bahkan, Tifa mendapatkan apresiasi dunia setelah diperkenalkan di ajang Festival Fete De La Musique yang diselenggarakan UCCN (UNESCO Creative Cities Network).

Bentuk ini menggambarkan sikap keteguhan dan keberanian masyarakat Papua. Pada beberapa sisi terdapat ornamen yang terinspirasi dari kekayaan alam Papua.

Pada salah satu sisinya, terdapat warna kuning yang menyimbolkan
kemakmuran dan kejayaan wilayah gunung dan pantai. Menariknya, seluruh
proses kreatif ini menggunakan tangan-tangan terbaik yang dimiliki
Bangsa Indonesia. Mulai proses desain hingga produksi melibatkan putra-putra terbaik bangsa.

Papua ingin menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia mampu melakukan semua ini secara mandiri lewat kreativitas anak negeri.

*Kirab Api PON XX - Lintasi Jarak Ribuan Kilometer *

Kirab Api PON XX diselenggarakan pada 2-15 Oktober 2021. Diawali
dari area PLTMG Klamono Sorong Papua Barat, salah satu ladang minyak dan gas yang memiliki sumur tertua (pompa angguk) yang ada di Indonesia.

Dari rahim bumi, api murni dari alam ini akan melakukan perjalanan udara melintasi jarak ribuan kilometer.

Api diambil dari Klamono, Wilayah Adat Doberai, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. Api akan dibawa mengelilingi 5 wilayah adat di Provinsi Papua selama 6 hari berturut-turut dari 27 September hingga 2 Oktober.

Kirab Api PON XX dimulai dari Biak (Saereri), Timika (Mee Pago), Wamena
(Lapago), Merauke (Anim Ha), Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura (Mamta), dan berakhir di Stadion Lukas Enembe Kabupaten Jayapura.

Di setiap kota, api akan diterima dan dikirabkan mengelilingi kota kemudian disemayamkan sebagai simbol untuk membagikan kehangatan bagi seluruh masyarakat Papua.

Pasukan Kirab pembawa Obor Api PON, secara eksklusif melewati berbagai
titik strategis yang ikonik dan monumental di tiap kota. Menyapa langsung masyarakat Papua dari dekat dan mengabarkan kegembiraan dan kebanggaan bagi tiap orang.

Pasukan Kirab terdiri dari Pasukan Inti dari TNI-POLRI, atlet
nasional, dan komunitas masyarakat yang ingin terlibat langsung
mengantarkan Api PON berkeliling kota.

Pada saat yang bersamaan, kedatangan obor api PON di tiap kota disambut
kegiatan pentas seni dan budaya yang melibatkan pemerintah daerah,
TNI-POLRI, kelompok masyarakat mulai dari komunitas seni, pelajar hingga kelompok adat.

Inilah bentuk nyata sinergi yang harmonis antara pemerintah dan masyarakat Papua untuk mendukung dan menyukseskan Papua sebagai tuan rumah PON XX 2021.

Obor api PON akan menggenapkan perjalanannya pada 2 Oktober menuju stadion Lukas Enembe Jayapura untuk disiapkan dalam prosesi penyalaan kalderon dalam puncak kegiatan Upacara Pembukaan PON XX 2021 Papua. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya