Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Harga Cabai Terjun Bebas, Petani di Kudus Terancam Rugi Besar

Jamaah
25/8/2021 16:25
Harga Cabai Terjun Bebas, Petani di Kudus Terancam Rugi Besar
Petani menunjukkan cabai merah saat panen di Desa Kesambi, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (25/8/2021).(MI/Jamaah)

HARGA cabai anjlok terjun bebas saat panen raya. Kondisi tersebut membuat petani di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus terancam rugi besar. Bahkan sejumlah petani juga jual sepeda motor hingga barang berharga.

Menurut Siti Mujarodah Salah satu petani cabai Desa Kesambi mengaku, sangat memprihatinkan dengan kondisi harga jual cabai merah kriting yang sampai Rp3.000 per kilogram, sementara bulan Juni lalu harga masih di kisaran Rp50 ribu per kilogram. Disebutkan anjloknya harga cabai terjadi sejak awal Agustus, bersamaan saat memasuki panen raya cabai di Desa Kesambi.

"Harga saat ini Rp3.000, paling rendah kemarin ada yang Rp2.500 per kilogram. Harga itu terendah dibanding tahun tahun lalu mas," kata Siti petani cabai saat melakukan petik cabai di lahan pertanian yang digarapnya Rabu, (25/8/2021).

Petani berharap pemerintah dapat turun tangan memberi solusi dalam membantu kondisi petani yang kini mengalami kesulitan akibat anjloknya harga cabai. Mengingat harga yang paling rendah kali ini membuat petani cabai terancam merugi besar. Ditambah biaya produksi menggarap sawah yang cukup besar, petani kesulitan dalam menggarap lahan kembali paska najloknya harga cabai. "Sangat memprihatinkan mas. Nanti tanam lagi ya kehabisan biaya. Upaya tanam lagi ya jual kendaraan motor. petani lain ada yang jual emas-emasan, dan biasa, hutang-hutang semampunya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Siti menjelaskan untuk dua hektar sawah yang digarap menghabiskan biaya kurang lebih mencapai Rp20 juta. Sementara hasil panen yang didapat satu kotak kurang lebih mencapai 2 ton. Dengan hasil saat ini jauh dari biaya yang dikeluarkan dalam mengolahnya.

Sementara hal yang sama dikatakan Nurul Fauzi petani muda asal Desa Kesambi, menurutnya anjloknya harga saat ini terjadi secara menyeluruh. Petani tidak bisa mengatasi, berharap pemerintah dapat turun tangan membantu permasalahan petani cabai.

"Saya cuma garap satu hektare mas, harganya hancur. Selain panen raya, ya mungkin karena PPKM ini jadi daya beli masyarakat berkurang. Berdampak pada anjloknya harga cabai di petani," terangnya.

Sementara Kepala Desa Kesambi Mokhamad Masri membenarkan adanya petaninya yang hingga terpaksa jual sepeda motor dalam mengatasi kondisi sulit bagi petani. Tak hanya sepeda motor, perhiasan hingga pinjam modal perbankan sudah biasa dilakukan.

"Menurut informasi dari petani, untuk garap kemarin pinjam uang perbankan, jual motor. Harapan petani dapat balik modal. Namun sayangnya, harga anjlok paling terendah ini. Bahkan ada yang jual motornya nutup itu semua," ucap Masri saat ditemui Media Indonesia di area persawahan Desa Kesambi.

Pihaknya masih berupaya mengkomunikasikan dengan pihak terkait dalam membantu nasib petani cabai atas kondisi anjlok harga cabai kali ini. "Cara lain dengan pelelangan. Supaya tengkulak tidak lokal saja, namun juga luar daerah juga masuk biar ada persingan harga," tandasnya. (JA/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik