Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Program Kata Kreatif atau Pengembangan Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia diluncurkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di Pandeglang, Banten, Sabtu (20/8). Kata Kreatif berwujud pelatihan, pendampingan hingga menghubungkan UKM yang bergerak di industri kreatif dengan akses permodalan.
Kata Kreatif akan digelar di 35 kabupaten/kota. Pada tahap awal digelar di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, keduanya di Banten dan selanjutnya akan dilaksanakan di seluruh Indonesia. Sebanyak 70% pelaku UMKM yang bergerak di industri kreatif atau 30.870 diharapkan akan mengikuti kegiatan yang juga melibatkan pemerintah kabupaten/kota itu.
Sandiaga memaparkan, dilaksanakan langsung di lokasi para UKM, diharapkan kegiatan ini bisa memacu inovasi berbasis kearifan lokal masing-masing daerah. "Contohnya kearifan lokal di Banten ini yaitu talas beneng yang diolah Bu Yoyoh menjadi brownies, semua makanan yang dibuat Bu Yoyoh adalah hasil budidaya lokal," kata Sandiaga.
Sandiaga menegaskan, agar bisa bertahan, UKM industri kreatif harus melakukan inovasi dengan digitalisasi. "UKM harus mengadopsi teknologi untuk menghadapi persaingan. "Agar bisa jadi pemenang di masa pandemi dan pascapandemi, UKM juga harus beradaptasi dengan menerapkan prokes. Ke depan, UKM akan jadi tren, jadi manfaatkan situasi, mari berkolaborasi, pengusaha besar membantu UKM dan selanjutnya UKM membantu masyarakat sekitar."
Sandiaga menargetkan, Kata Kreatif akan menyerap lapangan kerja hingga 20 juta orang dan berdampak pada pertumbuhan devisa industri kreatif yang saat ini mencapai 20 miliar dollar AS. Fokus program ini adalah subsektor UKM kuliner, desa wisata dan kriya.
Kata Kreatif di Pandeglang dihadiri 30 UKM. Selain Yoyoh yang membawa merek Bumi Pangan Lokal, ada pula Apip yang membuat coet atau ulekan kayu yang bisa menjadi dekorasi sekaligus peranti dapur serta Kiki pengusaha jam kayu yang saat itu produknya langsung dibeli Sandiaga seharga Rp700 ribu.
"Saat ini saya jadi rojali alias rombongan jadi beli dan roman atau rombongan anti nawar, karena untuk mendukung UKM kita bukan cuma harus melakukan berbagai program tapi yang terpenting beli produk mereka," kata Sandiaga. (*/X-6).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved