Demi Kesehatan Unggas, Peternak Diimbau Gunakan Kandang Bebas Baterai

Mediaindonesia.com
26/7/2021 16:00
Demi Kesehatan Unggas, Peternak Diimbau Gunakan Kandang Bebas Baterai
Peternak memberi makan ayam potong peliharaannya di Kecamatan Bukit Kapur Dumai, Riau.(ANTARA/Aswaddy Hamid )

STUDI terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature menunjukkan bahwa tingkat kematian ayam petelur terus menurun dalam sistem kandang bebas baterai. Hal itu karena adanya peningkatan pengalaman dan pengetahuan manajemen.

Dengan menggunakan berbagai data dari 16 negara berbeda dan 176 juta ayam, studi itu membandingkan kematian ayam petelur di sistem kandang yang berbeda yakni kandang baterai konvensional, sistem enriched cage, dan sistem bebas kandang baterai (kandang aviari). Hal itu mengungkapkan bahwa dalam periode satu dekade, pengalaman dalam mengelola sistem kandang baterai telah dikaitkan dengan adanya penurunan rata-rata 4-6% kematian, atau  tingkat penurunan kematian yang lebih rendah daripada yang sudah dilaporkan, dibandingkan dengan sistem kandang yang sudah mencapai titik jenuh.

Baca juga: Balai Ternak Baznas Siak Studi Banding Integrasi Sapi dan Sawit

Dapat disimpulkan bahwa tingkat kematian di populasi unggas dalam sistem bebas kandang tidak setinggi di dalam sistem kandang baterai konvensional. “Ketika perbandingan dibuat antara sistem dengan tingkat kematangan teknologi yang setara, kematian di kandang rumahan bebas kandang baterai tidak lebih tinggi dari pada sistem kandang,” ungkap Dr. Cynthia Schuck-Paim, salah satu penulis studi tersebut.

"Faktanya, tren yang bisa diamati dari data menunjukkan bahwa kematian dapat lebih ditekan di kandang bebas baterai jika (kualitas) manajemen dapat terus ditingkatkan dan genetika mampu dioptimalkan dalam sistem tersebut.”

"Selama beberapa dekade, sistem industri kandang telah dikembangkan (secara spesifik) untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh kematian individu ungggas produktif, dan wajar jika sistem housing yang baru diadopsi mengikuti jalur yang sama," ungkapnya.

Karena insentif keuangan, studi tersebut mengatakan, produsen telah menyesuaikan sistem kandang industri untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh kematian, sambil mempertahankan standar kesejahteraan yang rendah.

“Studi ini penting karena mengungkapkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi angka kematian adalah pengetahuan produsen sendiri dan insentif. Oleh karena itu, jika insentifnya berupa tunjangan finansial, maka studi tersebut menunjukkan bahwa dengan pengetahuan, pengalaman dan teknologi, sistem tanpa bebas kandang baterai tidak hanya lebih efisien, tetapi juga menghadirkan alternatif yang lebih etis bagi konsumen,”  ungkap Fadila, Communications and Corporate Engagement Manager Act For Farmed Animals.

Sinergia Animal dan Animal Friends Jogja melalui koalisi AFFA,  bekerja untuk mendorong sistem pangan dan metode pertanian yang lebih berkelanjutan di Indonesia. Upaya mereka telah membantu sejumlah perusahaan besar untuk mengadopsi kebijakan yang mengalihkan seluruh rantai pasok mereka ke sistem bebas kandang baterai.

Adanya perubahan sistem yang cepat dari kandang baterai menuju bebas kandang baterai adalah tren global dan lebih dari 100 perusahaan global yang berkomitmen untuk berhenti memasok telur dari kandang baterai secara global. Manfaat sistem kandang bebas baterai telah menjadi subyek dari beberapa penelitian. Menurut penelitian yang dipublikasikan di World’s Poultry Science Journal, Ayam dalam sistem bebas kandang baterai memiliki kesehatan muskuloskeletal terbaik, penurunan insiden osteoporosis, dan lebih sedikit patah tulang yang terjadi selama depopulasi.

Dalam kandang baterai, satu ayam menghabiskan hidup mereka dengan beberapa unggas lainnya, dalam ruang yang lebih kecil dari selembar kertas A4. Mereka tidak dapat merentangkan sayap mereka sepenuhnya atau berjalan dengan bebas. Dalam sistem ini, ayam juga tidak dapat melakukan beberapa perilaku paling mendasar yang padahal penting untuk kesejahteraan mereka, seperti bersarang, bertelur, dan mandi debu. Mereka harus berdiri di atas kawat logam, yang biasanya menyebabkan kaki mereka terluka, dan osteoporosis karena kurangnya gerakan, yang dapat menyebabkan patah tulang.  (Ant/A-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya