Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Warga Sikka Enggan Berobat karena Takut Divonis Covid-19

Gabriel Langga
15/7/2021 09:55
Warga Sikka Enggan Berobat karena Takut Divonis Covid-19
IGD Rumah Sakit dr. TC Hillers Maumere.(MI/Gabriel Langga)

KASUS covid-19 yang melanda selama hampir dua tahun ini membuat warga di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) ketakutan. Warga yang jatuh sakit, memilih tidak memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (Faskes) seperti rumah sakit dan puskesmas. Hal itu karena mereka takut dinyatakan positif covid-19 oleh rumah sakit dan Puskesmas.

Manajemen RSUD TC Hillers Maumere, melalui Pelaksana Harian Avelinus Marianus mengatakan, saat ini, jumlah kunjungan pasien umum di rumah sakit milik pemerintah ini mengalami penurunan yang sangat drastis. Hal itu karena warga merasa takut berobat atau mendapatkan perawatan medis karena khawatir divonis terpapar covid-19.

Ditambah lagi, kata dia, warga mendengar isu bahwa rumah sakit RSUD dr TC Hillers Maumere ini, saat ini hanya merawat pasien covid-19 .

Baca juga: Dalam Tempo 1 Bulan, 95 Nakes di Ternate Positif Covid-19

"Kita juga heran warga bisa ketakutan mendengar isu-isu yang tidak benar bahwa rumah sakit ini akan meng-covid-kan pasien. Akibatnya, pasien menunggu kondisinya cukup parah baru keluarganya membawa dia ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan," ujar dia, Kamis (15/7).

Padahal, ungkap dia, manajemen rumah sakit ini telah membedakan pelayanan kesehatan bagi pasien covid-19 dan pasien umum.

"Bayangkan saja, sebelum pandemi covid-19, rata-rata per hari kita melayani pasien sekitar 20-30 pasien. Tetapi, sekarang, hanya 1 atau 2 pasien yang masuk. Itupun juga kalau sakitnya sudah agak parah baru dibawah ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan," ungkap Venus.

Dia bahkan menilai masyarakat tidak mau ke rumah sakit karena lebih mempercayai isu-isu yang beredar bahwa rumah sakit akan meng-covid-kan pasien.

"Saya katakan ini tidak benar. Rumah sakit tidak pernah meng-covid-kan orang. Hal ini juga berlaku di puskesmas-puskesmas. Karena merasa takut di-covid-kan, warga tidak mau berobat atau memeriksakan diri," ungkap dia.

Venus menyampaikan masyarakat yang memiliki penyakit dan perlu pengobatan rutin harus datang kontrol di rumah sakit sehingga jangan takut ke rumah sakit.

Dokter Asep Purnama di rumah sakit dr TC Hillers Maumere mengatakan, saat ini, isu yang beredar terkesan rumah sakit meng-covid-kan pasien. Ini sangat berbahaya. Akibatnya, warga tidak berani berobat ke rumah sakit karena takut di-covid-kan sehingga warga baru datang ke rumah sakit, mana kala penyakit mereka sudah berat dan ini bisa berakibat fatal karena datang sudah terlambat.

Disampaikan dia, pasien yang masuk ke rumah sakit harus di-rapid test antigen karena dalam menghadapi pasien di era pandemi ini harus dipisahkan antara pasien covid-19 dengan pasien non-covid-19.

Jadi, untuk pasien yang terkonfirmasi covid-19 akan dirawat di ruang isolasi covid-19. Sedangkan pasien non-covid-19 akan dirawat bangsal biasa.

"Jika pasien yang masuk rumah sakit tidak di-rapid test antigen covid-19 dan pemeriksaan penunjang lainnya, ada kemungkinan bisa terjadi kesalahan fatal. Jika pasien covid-19 dirawat di bangsal biasa, akan terjadi penularan dari pasien covid-19 ke pasien non-covid-19 dan juga penularan dari pasien covid-19 ke tenaga kesehatan di bangsal biasa karena tenaga kesehatan di bangsal biasa tidak menggunakan APD sesuai untuk pasien covid-19," papar Asep.

Dikatakan dia, jika banyak tenaga kesehatan tertular covid-19 dan harus diisolasi maka pelayanan rumah sakit akan lumpuh.

"Itulah sebabnya, pasien yang datang ke rumah sakit perlu dilakukan pemeriksaan rapid test antigen. Saya sampaikan mendiagnosa covid-19 itu tidak mudah yang kita pikirkan karena ada aturan mainnya yang sangat jelas dalam bentuk Keputusan Menteri Kesehatan," pungkas dia. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik