Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Petani Menduga Anjloknya Harga Jagung Permainan Tengkulak

M Yakub
29/6/2021 23:06
Petani Menduga Anjloknya Harga Jagung Permainan Tengkulak
Jagung(DOK KEMENTAN)

HARGA jagung pipilan disejumlah kawasan pantura di Jatim, terus merosot jatuh saat panen raya berlangsung. Kondisi tersebut, membuat petani setempat merugi.

Petani menduga turunnya harga jagung disinyalir kental permainan sekelompok orang. Sebab, begitu jagung petani mulai habis harga jagung kembali dinaikkan tengkulak.

Saat panen berlangsung jagung pipilan hanya dihargai Rp4.000 per kilogram (kg). Merosotnya harga jagung pipilan ini dipicu karena cuaca buruk dan pandemi korona yang mengakibatkan pabrikan hanya melakukan pembelian dalam jumlah terbatas.

Baca Juga: Bank BJB Dukung Kesejahteraan Petani Jagung Lewat KUR Petani Milenial

Mulanya pada awal panen harga jagung masih cukup tinggi hingga kisaran Rp5.200 per kg. Namun lambat laun sekitar sebulan harga jagung jatuh berada pada harga Rp4.000 per kg.

Selain itu, cuaca ekstrim juga dijadikan alasan para tengkulak untuk menurunkan harga jagung ditingkat petani. Terutama, saat jagung tidak kering-kering saat dijemur karena masih sering ada hujan lebat. Dengan demikian, kualitas jagung menjadi menurun sehingga tengkulak seenaknya menurunkan harga jagung milik petani.

''Itu dijadikan alasan untuk menurunkan harga jagung. Harga jagung jatuh, sangat merugikan petani,'' ungkap Kasdi, petani di Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Senin (29/6) siang.

Menurut dia, jatuhnya harga jagung pipilan ini juga terjadi sejak pertengahan panen. Mulainya jagung pipilan kering dihargai kisaran Rp4.000 per kg dan selanjutnya harganya terus menurun.

Panen terakhir, kata dia, jagung pipilan keringnya hanya laku sekitar Rp3.800 per kg. Dan pada akhir masa paben minggu lalu harga jagung terus anjlok hingga petani merugikan petani. Sebab, biaya yang dikeluarkan petani tidak seimbang dengan hasil panen yang diperoleh. ''Kalau dihitung dengan rinci, ya rugi mas,'' jelasnya.

Ia mencontohkan, saat masih awal tanam harga benih mencapai Rp80.000 untuk setiap paketnya yang berisi 1 kg. Belum lagi, harga pupuk dan obat-obatan yang makin mahal. Namun, petani tidak menghiraukan mahalnya harga pupuk dan keperluan lain. ''Mahal ga apa-apa, asal barang  ada. Terkadang, harganya mahal stok kosong,'' tambahnya.

Senada, disampaikan Muderi, petani  petani lainnya. Menurut dia, harga jagung pada musim panen merosot jatuh hingga kisaran Rp3.700-Rp3.750 per kg.  Padahal pada awal panen harga jagung pipilan kering pada musim tanam kedua ini masih dihargai kiaran Rp5.200 per kg. Namun begitu jagung petani sudah habis harga dinaikkan kembali oleh tengkulak.

"Ini kan jelas sekali kalau harga jagung dipermainkan oleh tengkulak. Jelas ini meresahkan," keluhnya.

Dikatakannya, rendahnya harga jagung ini membuat penghasilan petani jagung berkurang drastis. Bahkan, hampir sebagian besar merugi. ''Hasil panen saat ini sedang merosot drastis,'' terangnya.

Menurut dia, para tengkulak mengatakan banyak alasan untuk menurunkan harga jagung petani. Antara lain, karena cuaca ekstrim dengan curah hujan sering dan alasan gudang tidak buka karena pandemi korona. "Hanya beberapa gudang yang buka karena adanya korona," tambahnya.

Dengan berbagai alasan itu, para tengkulak membeli jagung petani dengan harga seenaknya. Dengan kondisi demikian, petani terpaksa menjual jagungnya  meski mengalami kerugian. 

Petani berharap, pemerintah menstabilkan harga jagung dan harga pupuk serta obat-obatan agar kesejahteraan petani meningkat. Harga jagung juga diharapkan berangsur membaik setelah. (YK/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya