Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Arus Liar Kali Elo Nan Elok Kini Bisa Dinikmati Kembali

Iis Zatnika
08/5/2021 11:02
Arus Liar Kali Elo Nan Elok Kini Bisa Dinikmati Kembali
Sosialisasi dan simulasi panduan pelaksanaan CHSE Arung Jeram diselenggarakan di Sungai Elo, Magelang, Jawa Tengah.(Dok Kemenparekraf)

Kali Elo di Kabupaten Magelang, dengan rute jelajah arung jeram selama 3-4 jam, kini kembali dibuka untuk para wisatawan. Batu-batu besar dengan aliran sungai yang deras, panorama sawah dan kebun, dan sosok biawak besar yang berjemur bisa kembali disambangi.

Dibukanya wisata petualangan ini didukung dengan pemberlakuan sertifikasi Cleanliness, Health and Safety and Environmental Sustainability (CHSE) Wisata Arung Jeram oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada September 2020. Sertifikasi yang bersifat sukarela dan gratis itu terus disosialisasikan pada para pengusaha dan pelaku wisata arung jeram, untuk memacu kesiapan mereka menghadapi kenormalan baru dan pascapandemi. Rangkaian sosialisasi dan simulasi panduan pelaksanaan CHSE itu diselenggarakan di Sungai Elo, Magelang, Jawa Tengah pada Senin (3/5).

Sosialisasi digelar Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan, Direktorat Wisata Alam, Budaya dan Buatan Kemenparekraf. Sosialisasi dan simulasi ini diikuti 27 operator lokal, Dinas Pariwisata, serta 110 pengurus cabang FAJI dari 17 provinsi yang mengikuti secara daring.

Koordinator Wisata Alam Kemenparekraf, Itok Parikesit menjelaskan, wisata arung jeram harus kembali mendapat kepercayaan dari wisatawan domestik maupun mancanegara dengan penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE. Selain itu, para pemandu juga harus mempunyai sertifikasi kerja serta perusahaannya juga harus berizin dan memiliki Tanda Daftar Usaha Pariwisata. Kondisi ini akan memastikan wisata petualangan ini aman dan dipercaya wisatawan.

Kadisparpora Kabupaten Magelang Slamet Achmad Husein menjelaskan, di wilayahnya terdapat  29 operator arung jeram  berizin. “CHSE merupakan jaminan keamanan bagi para wisatawan dan mohon tetap ekstra hati-hati dalam melayani para tamu, “  ujar Slamet. CHSE wisata arung jeram, dapat dilihat di https://chse.kemenparekraf.go.id/storage/app/media/dokumen/Pedoman_Wisata_Arung_Jeram.pdf

Siswo Putranto, Koordinator Keselamatan dan Keamanan FAJI yang juga dokter pehobi kegiatan bertualang, memaparkan virus Covid-19 tidak menular melalui air tetapi lewat pernafasan. Sehingga yang perlu dilakukan adalah terutama adalah memakai masker dan menjaga jarak sosial minimal 1 meter.

“Di kegiatan arung jeram kita berada di alam terbuka dan diatas arus air. Sehingga seandainya ada virus maka akan menjadi encer saat di air dan selanjutnya yang kita perlukan adalah menjaga jarak saat duduk di atas perahu yang biasanya diisi 6 orang menjadi 4 orang saja,” ujar Siswo yang berpraktik di RS UKI Jakarta.

“Disiplin memakai masker saat di darat, saat briefing di titik start pengarungan hingga duduk di perahu peserta dan pemandu harus tetap memakai masker. Namun saat pengarungan tidak perlu memakai masker, karena akan menutupi jalan pernafasan, sehingga saat darurat peserta tercebur di air, hidung  dan mulut yang tertutup akan menimbulkan efek terganggu dan bisa menimbulkan kepanikan pada peserta.”

Siswo menjelaskan, masker dapat disimpan di dalam wadah plastik tertutup agar terjaga dan tetap kering saat dipakai kembali di darat, saat beristirahat maupun kembali ke darat saat finish.

Ketua Umum Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Amalia Yunita menjelaskan, operator arung jeram yang terdata terdapat di 17 provinsi pada 60 sungai dengan 187 operator. Amalia yang juga pemilik operator arung jeram Arus Liar di Citarik Sukabumi, Jawa Barat, menyadari bahwa penerapan standar protokol kesehatan CHSE  ini tidaklah mudah, perlu pengawasan dan konsistensi. Tetapi demi keselamatan dan sumber pekerjaan  untuk kehidupan banyak orang, makanya wajib diterapkan.

“Arung jeram saat ini memiliki situasi ketidakpastian yang tinggi, saya harap para operator yang merupakan para petualang sudah siap menghadapi situasi ketidakpastian  pandemi saat ini. Dengan melakukan modifikasi marketing, penyesuaian  harga paket dengan daya beli pasar, peningkatan kapasitas diri operator melalui standar panduan  CHSE dan terus meningkatkan kualitas produk, maka saya yakin seluruh operator arung jeram dapat melalui tantangan di masa pandemi ini,” kata Amalia. (X-6)

 

 

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik