Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Literasi Digital di Jatim Targetkan 1,5 juta Warga hingga 2024

Ghani Nurcahyafi
18/4/2021 22:12
Literasi Digital di Jatim Targetkan 1,5 juta Warga hingga 2024
Menkominfo Johnny G Plate bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat peluncuran Modul Literasi digital(Dok. Pribadi)

SEBANYAK 1,5 juta warga Jawa Timur ditarget akan terliterasi digital hingga 2024 melalui serangkaian kegiatan digital yang dilengkapi dengan Panduan Kurikulum dan Seri Modul Literasi Digital. Upaya ini menjadi rujukan pengembangan kompetensi digital SDM Indonesia, baik melalui sektor pendidikan formal, informal, maupun nonformal. 

“Provinsi Jawa Timur sengaja dipilih mengingat target peserta literasi digital di provinsi ini merupakan salah satu yang terbesar, dimana 1,5 juta orang akan terliterasi digital melalui lebih dari 2.500 kegiatan di 38 kota/kabupaten pada tahun 2021 dan akan berlanjut setidaknya sampai tahun 2024 nanti,” ujar Johnny G Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika dalam keterangannya. 

Johnny menjelaslan, panduan Kurikulum dan Seri Modul Literasi Digital tersebut bertujuan untuk menjadi rujukan pengembangan kompetensi digital SDM Indonesia, baik melalui sektor pendidikan formal, informal, maupun nonformal. 

"Keempat modul ini melengkapi lebih dari 100 buku panduan literasi digital yang telah diterbitkan sebelumnya dan telah diunduh lebih dari setengah juta kali di website literasidigital.id,” tambah Johnny 

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, desa-desa di Jawa Timur rata-rata sudah mendapatkan jaringan 4G sejak 2 tahun yang lalu, sehingga penguatan digital etik pun diperlukan. 

"Jadi pada dasarnya mungkin kita perlu melakukan telaah bersama bagaimana mungkin, mungkin sinkronisasi d iantara civil society, bertemu kemudian mereka melakukan sinkronisasi bagaimana digital etik itu bisa menjadi referensi kita semua,” ujar Khofifah, Gubernur Jawa Timur.

Baca juga : Pemkab Malang Akan Perbaiki 1.522 Rumah Warga Korban Gempa

Peluncuran modul, diawali dengan penyelenggaraan 8 (delapan) workshop yang bertemakan : Terampil Mengajar di Era Digital; Makin Cakap Digital Internet AmanStrategi Melawan Hoaks di Dunia Digital; Makin Cakap Digital dengan Beretika & Berbudaya di Dunia Maya; Tenaga Pendidik Makin Cakap Digital; Profesi Baru di Era Digital; Kelas Creative Copy Writing untuk Pemula; dan Makin Cakap Digital dengan Bertoleransi di Dunia Maya. 

Kegiatan itu menghadirkan berbagai pakar, praktisi hingga penggiat literasi digital seperti Diena Haryana (Yayasan Sejiwa), Indriatno Bayumurti (ICT Watch)i, Amykamila (Media Network), Romzi Ahmad (AIS), Said Hasibuan (Sekjen RTIK Indonesia), Rifky Indrawan (Ketua Relawan TIK Lampung), Savero Dwipayana (KCPEN), Marthunis (Sukma Bangsa Pidie), Alhudri (Dinas Pendidikan Aceh), Ramadhan (Guru Penggerak Kemendikbud), Hamid Sarong (Forum Kerukunan Umat Beragama Aceh), Septiaji Eko (Mafindo), Donny BU (Kominfo), Ambar Sari Dewi (UIN Sunan Kalijaga), Aminullah (Kim Mojo Surabaya), Fitria Widiyani (Universitas Bhayangkara), Devie Rahmawati (Kominfo). 

Kurikulum dan modul disusun berdasarkan pada 4 (empat) pilar literasi digital yang utama, yaitu digital culture, digital safety, digital ethics, dan digital skills. Modul ini merupakan manifestasi kolaborasi dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Jaringan Penggiat Literasi Digital (Japelidi) dan Kemkominfo. 

Frida Kusumastuti dari Japelidi mengungkapkan, keempat modul itu telah sesuai dengan konsep cakap literasi digital, aman media digital, etis dalam media digital, dan budaya dalam media digital. 

“Dari sana kami kembangkan menjadi 17 indikator, dimana masing-masing berisi tentang kompetensi-kompetensi yang sebenarnya itu digabung dengan 10 level kompetensi yang di kembangkan oleh jaringan pegiat literasi digital. Jadi ini memang kolaborasi karena memang digital literasi adalah subjek yang sangat rumit, kompleks, dan multidimensi, tidak hanya berkaitan dengan alat atau teknologi, namun ada dimensi-dimensi sosial yaitu pengembangannya juga ada pembahasan tentang kasus-kasus termasuk diharapkan adalah tidak hanya soal pengetahuan tapi juga bisa diterapkan untuk digunakan oleh masyarakat yang lebih luas,” pungkas Frida. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya