Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Cara Santri Tetap Mengaji dan Menghafal Alquran di Masa Pandemi

Ardi Teristi Hardi
01/3/2021 05:26
Cara Santri Tetap Mengaji dan Menghafal Alquran di Masa Pandemi
Pondok Pesantren Tahfidz Al Hidayah, Mancasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (Dok Ponpes Tahfidz Al Hidayah)

DI tengah sekolah umum belum membuka pembelajaran tatap muka, pondok pesantren tetap melaksanakan pembelajaran tatap muka. Pengelola pondok pesantren pun melaksanakan protokol kesehatan secara ketat untuk meminimalkan risiko penularan Covid-19 di lingkungan pondok pesantren.

Di Pondok Pesantren Tahfidz Al Hidayah, Mancasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta misalnya, telah mengantisipasi penularan Covid-19 di pondok yang juga menjadi tempat pembelajaran. Cara yang ditempuh adalah dengan mengantisipasi risiko penularan sedari hulu, atau sejak mereka hendak masuk ke pondok pesantren.

"Pada masa pandemi, calon santri baru diwajibkan mematuhi penerapan  protokol kesehatan serta membawa surat antigen," terang Ustad Teguh Ghozali  selaku penanggung jawab  Pondok Pesantren Tahfidz Al Hidayah, Minggu (28/2). 

Dengan cara itu, para santri bisa lebih aman saat mengaji bersama pada masa pandemi. Bahkan, pada masa pandemi ini, pihaknya membuat program khusus, yaitu Mondok Free tempat tinggal selama setahun khusus santri laki-laki. Program ini juga bisa menjadi solusi bagi orang tua atau siswa yang bosan dengan pembelajaran secara daring selama pandemi.

Menurut dia, dengan program tersebut, anak-anak tetap bisa mendapatkan pendidikan agama secara maksimal, terutama menghafal Al Quran, meski masih pandemi Covid-19. Ia menyebut, pogram Mondok Free meliputi karantina 1 tahun dengan penerapan protokol kesehatan. Fasilitas penunjang kesehatan juga disediakan bagi para santri, mulai hand sanitizer, tempat mencuci tangan, serta menjaga pola hidup sehat dan bersih.


Santri yang mondok di jalan Merpati No 98, Mancasan Lor, Kabupaten Sleman, dibatasi berumur 15 hingga 22 tahun. Mereka diberi target hafalan 12 bulan. Setelah program selesai, para santri akan mendapatkan sertifikat pencapaian hafalan, serta tidak ada kewajiban untuk mengabdi.

baca juga: Sekolah Tatap Muka di Sumsel Tunggu Vaksinasi Covid-19

Penanggung Jawab Program Hafidz 1 tahun, Ustad Hizbullah berharap, Mondok Free bisa menjadi percontohan pendidikan agama, terutama hafalan Al Quran pada masa Pandemi Covid-19. Pasalnya, melantunkan bacaan Al Quran dan menghafalkannya dengan baik dan benar membutuhkan tuntunan yang intensif serta motivasi, baik dari para ustadz dan santri lain. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya