Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
KEBAKARAN hutan dan lahan (Karhutla) mulai terjadi di Desa Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Kebakaran yang berlangsung sejak Rabu (3/2), hingga kini telah menghanguskan sedikitnya 2 hektare lahan bertanah gambut di daerah tersebut.
"Jenis tanah gambut dengan vegetasi terbakar semak Belukar, dan sawit. Luas terbakar diperkirakan 2 hektare dan luas yang sudah dipadamkan sekitar 0,5 hektare," kata Kepala Manggala Agni Daops Siak Ihsan Abdillah, Kamis (4/2).
Ia menjelaskan, sampai saat ini indikasi kebakaran masih belum diketahui. Sedangkan jenis kebakaran berada pada permukaan dan bawah tanah karena bertekstur gambut.
Sejauh ini, lanjutnya, tim pemadam yang terdiri dari personel manggala agni Daops Siak, BPBD, TNI, POLRI, RPK Sinarmas, MPA Bunsur, dan Masyarakat Desa Bunsur masih terus betukus lumus memadamkan api. Adapun tim manggala agni harus mengerahkan sejumlah peralatan diantaranya 2 mobil angkut astrada, motor KLX, 2 mesin max3, dan mesin mini stareaker.
"Tim melakukan penyekatan dan pemadaman langsung agar kebakaran tidak semakin meluas. Api saat ini sudah dapat dikendalikan dan kondisi di lokasi kebakaran sudah kondusif," jelas Ihsan.
Ia menambahkan, apabila diperlukan maka pemadaman lanjutan harus dilaksanakan di lokasi. "Hal itu agar kebakaran dapat dituntaskan," pungkasnya.(OL-13)
Baca Juga: Minta Dibangun Pemecah Gelombang, Warga Waipare Malah Diberi Nasi
Menteri KLH/BPLH, Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa dunia usaha harus mengambil peran aktif dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla.
"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar,"
Polda Riau sedang terus menginvestigasi motif para tersangka di balik insiden Karhutla.
Satgas Udara diperkuat dengan dua helikopter patroli, tiga helikopter water bombing, dan dua pesawat modifikasi cuaca milik BNPB.
BMKG memperingatkan tingginya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau dan sekitarnya, menyusul puncak musim kemarau awal Agustus.
IP menjelaskan bahwa kabut asap di Batam lebih dipengaruhi oleh aktivitas lokal, seperti pembakaran sampah, serta arah dan kecepatan angin, bukan asap kiriman dari wilayah lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved