PPKM Punya Andil Cegah Meledaknya Transmisi Covid-19

PEMBERLAKUAN Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) II dinilai tetap  memiliki andil dalam mencegah meledaknya transmisi Covid-19 di tanah air. 

"Jika tidak diterapkan, bisa jadi kasusnya naik di angka 20 ribuan. Saat pembatasan tidak dilakukan justru makin tidak terkontrol," jelas Epidemiolog UGM, Citra Indriani, Selasa (2/2).

Menurut dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM ini, pelaksanaan PPKM akan berhasil apabila memperketat implementasi di lapangan dan dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin. Lalu, dilakukan monitoring terhadap pelaksanaan PPKM dan prokes serta terus melaksanakan promosi kesehatan di masyarakat.

Citra Indriani mengatakan, implementasi pembatasan kegiatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 perlu lebih dipertegas dan dilaksanakan secara konsisten. Langkah tersebut diharapkan dapat menekan laju penularan virus korona baru di masyarakat.

"Implementasi di lapangan akan kebijakan PPKM perlu lebih diperketat lagi," jelas dia.

PPKM jilid II diharapkan dapat menurunkan kasus Covid-19 di tanah air walau angka kasus tetap tinggi yaitu lebih dari 10 ribu kasus. Berbagai kajian memang dinilai tidak efektif karena mobilitas masyarakat tidak terlalu berubah, masih saja tinggi. Namun, di sisi lain, karatina wilayah atau lockdown diambil sebagai pilihan terakhir karena ini  konsekuensinya berat, butuh biaya besar.

baca juga: Masyarakat DIY Tidak Antusias Dirikan Posko Penanganan Covid-19 

Oleh sebab itu, pemerintah pusat juga diharapkan bisa melakukan pendampingan dalam penerapan PPKM di daerah-daerah. Kehadiran pemerintah pusat ditujukan untuk memperkuat implementasi di daerah agar dapat berjalan sesuai harapan. Pembatasan kegiatan masyarakat perlu terus diperkuat dan dilakukan secara berkelanjutan. PPKM pun dinilai perlu terus dilakukan hingga target vaksin di Indonesia selesai.

"Pembatasan masyarakat perlu di on-off on-off kan dan hidup dengan tatanan  new normal dengan penerapan prokes ketat. Model seperti perlu diterapkan sampai vaksin bisa meng-cover seluruh penduduk Indonesia," tutup dia. (OL-3)