GUBERNUR Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi meminta pengembangan Kaldera Toba oleh Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar kawasan secara maksimal. Secara prinsip, kata Gubsu, pengembangan Geopark Kaldera
Toba (GKT) dilaksanakan dengan memprioritaskan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Masyarakat, bagi Gubsu, adalah hal yang paling utama dalam pengembangan GKT. "Karena itu, jangan sampai masyarakat kawasan tersebut hanya menjadi penonton," tegasnya, Sabtu (23/1).
Masyarakat, menurut Gubsu, harus banyak dilibatkan dalam pengembangan tersebut. Yakni dengan mengajak, menggandeng dan menjadikan mereka menjadi pelaku utama dalam pengembangan GKT.
Baca Juga: Wisata Danau Toba, Sumut Bidik Turis Lokal di Era New Normal
Selain itu, Gubsu juga mengatakan dirinya sudah meminta Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark untuk membuat konsep yang kongkrit. Konsep kerja perlu dibuat secara bertahap dan terencana. "Saya mau ditangani benar," ujarnya.
Kaldera Toba berhasil masuk daftar Unesco Global Geoparks (UGG) pada awal September 2019. Global Geoparks adalah area geografis terpadu dengan situs dan lanskap geologi internasional dikelola dengan konsep perlindungan holistik, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan melalui pendekatan bottom-up.
Danau Toba masuk dalam UGG setelah dinilai dan diputuskan oleh Unesco Global Geoparks Council pada Konferensi Internasional ke-IV di Lombok.
Pada pertengahan 2020 Pemprov Sumut mulai menyusun Rencana Induk Pengembangan (RIP) Geopark Kaldera Toba dengan institusi pelaksananya, Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark. (YP/OL-10)