Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEBANYAK 23 warga Desa Cihanjuang, Sumedang, Jawa Barat, masih dinyatakan hilang akibat tanah longsor pada Sabtu (9/1). Kemarin, tim gabungan kembali menemukan tiga korban, sehingga korban tewas yang berhasil ditemukan menjadi 16 jenazah.
Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah mengatakan pencarian dibagi menjadi 3 sektor, yaitu lokasi hajatan warga, Masjid Annur dan di lapangan voli.
"Karena cuaca di Sumedang diguyur hujan, proses pencarian kita hentikan sekitar pukul 14.45 WIB demi keselamatan para personel. Kami lanjutkan pada hari ke lima esok hari,'' katanya kemarin.
Untuk mempercepat proses pencarian korban melibatkan Unit K-9 Polda Jabar dan juga beberapa anjing dari tim relawan. Selain itu digunakan dua unit alat berat untuk mengeruk material longsor.
Seluruh petugas juga menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk menghindari potensi tertular covid-19 dari para korban.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan dampak korban luka-luka tercatat tiga warga luka berat dan 26 orang luka ringan. "Adapun warga terdampak, mereka mengungsi secara tersebar di rumah penduduk," kata Raditya, kemarin.
Sementara itu, kerugian materiil, BPBD Kabupaten Sumedang menginformasikan rumah rusak berat 14 unit dan tempat ibadah 11 unit. Dampak tersebut disebabkan tanah longsor yang terjadi pada pukul 16.00 dan disusul longsoran berikutnya pada pukul 19.00. "Longsoran pertama dipicu intensitas hujan tinggi dan struktur tanah labil," sebutnya.
Raditya juga menyampaikan bahwa pihaknya masih berkoordinasi dengan pemda setempat guna proses relokasi warga yang menempati perumahan di tebing sebuah bukit di Dusun Bojongkondang, Desa Cihanjuang tersebut.
"Sementara itu, kita tunggu dari pemerintah daerah untuk lokasi lahan," katanya.
Pemerintah Kabupaten Sumedang telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor pada 9-29 Januari 2021. Penetapan status ini dikeluarkan melalui SK Bupati Nomor 21 Tahun 2021 tentang penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Kecamatan Cimanggung dan Kecamatan Jatinagor, Kabupaten Sumedang.
Dalam merespons kondisi darurat, BNPB memberikan bantuan logistik berupa masker dan makanan siap saji. Selain bantuan logistik, BNPB juga menyerahkan bantuan dana siap pakai (DSP) pada Minggu (10/1). Kepala BNPB Doni Monardo menyerahkan kepada Bupati Sumedang bantuan DSP sebesar Rp1 miliar.
Bantuan Kemensos
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos Syafii Nasution mengatakan bertidak cepat membantu masyarakat korban tanah longsor di Desa Cihanjuang, Sumedang.
“Sejak bencana terjadi, kami melalui Tagana telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial di wilayah terdampak tanah longsor tentang aktivitas penanganan dan mengamati situasi terkini,” katanya, kemarin.
Syafii mengatakan telah melakukan pendistribusian logistik dan beras reguler untuk pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana banjir yang bersumber dari Gudang Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.
Direktorat PSKBA juga mengaktivasi pelayanan dapur umum lapangan dan layanan dukungan psikososial yang berpusat di SD Cipareuag untuk penyiapan nasi bungkus sebanyak 500 buah.
Total bantuan yang telah disalurkan untuk penanganan bencana sebesar Rp1.053.703.150. Yakni terdiri dari bantuan logistik tanggap darurat sebesar Rp888.671.350; beras reguler sebanyak 3.000 kg dengan nilai Rp31.800.000; dan santunan ahli waris untuk 11 orang dengan indeks Rp15 juta/ahli waris sebesar Rp165.000.000.
Adapun bantuan logistik Kemensos terdiri dari tenda serbaguna keluarga sebanyak 10 unit; velbed sebanyak 150 unit; matras sebanyak 1.200 lembar; kasur sebanyak 600 buah; dan selimut sebanyak 1.000 lembar.(Fer/Wan/Metro TV/X-10)
Kontur atau morfologi tanah di Jawa Barat berupa kemiringan terjal, jadi menebang pohon sebisa mungkin dihindari.
Longsor yang terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 19.30 WIB, telah menelan korban meninggal sebanyak 19 orang.
Proses evakuasi terkendala cuaca hujan.
Data per Minggu (17/1) pukul 03.59 WIB, total korban yang berhasil ditemukan tim gabungan berjumlah 28 orang dan 12 orang masih dinyatakan hilang.
Sebanyak 40 korban meninggal dunia ditemukan.
Bakti Untuk Negeri merupakan program corporate social responsibility Sharp Indonesia yang dibentuk sebagai respons terhadap permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved