Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Guguran Lava Pijar Merapi Masih Sering Terjadi

Ardi Teristi Hardi
12/1/2021 22:54
Guguran Lava Pijar Merapi Masih Sering Terjadi
Ilustrasi.- Letusan Gunung Merapi terlihat dari bungker Kaliadem, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (17/11/2019).(ANTARA)

BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)  mencatat guguran lava pijar Gunung Merapi masih sering terjadi. Pada periode pengamatan Selasa pukul 00.00-06.00 WIB, Selasa (12/1), guguran lava pijar terjadi sebanyak 14 kali, sedangkan sepanjang Senin (11/1) sebanyak 25 kali.

"Guguran lava pijar 14 kali dengan jarak luncur maksimum 600 meter ke hulu Kali Krasak (pada 12/1 dari pukul 00.00-06.00)," terang Hanik Humaida, Kepala BPPTKG, Selasa (12/1). 

Baca juga: Legislator di Papua Wacanakan Pembenukan Provinsi Wilayah Saireri

Pada periode tersebut, BPPTKG juga mencatat 39 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-20 mm selama 18,2-105 detik, 5 kali gempa embusan dengan amplitudo 3-7 mm selama 10,6-14,7 detik, 21 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-27 mm selama 5.6-13 detik, dan sekali gempa vulkanik dangkal dengan amplitido 75 mm selama 12,4 detik.

Dari pngamatan visual, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 200 meter di atas puncak kawah.

Sementara itu, pada pengamatan sepanjang Senin (11/1), dari pukul 00.00-24.00, BPPTKG mencatat, aap warna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 400 m di atas puncak.

Guguran lava pijar teramati 25 kali dengan jarak luncur maksimal 600 m ke hulu Kali Krasak. Deformasi EDM Babadan mengalami laju rata-rata sebesar 9 cm/hari (dalam 3 hari),

Dari data kegempaan, BPPTKG mencatat 149 guguran, 3 tektonik, 163 hybrid/fase banyak, 33 embusan, dan 40 vulkanik dangkal.

BPPTKG tetap mempertahankan status siaga (sejak 5 November 2020). Jarak maksimum adalah 5 kilometer (dari puncak Merapi).

Baca juga: Longsor Sumedang, Baru 16 Korban Ditemukan

Penambangan di alur sungai sungai yang berhulu di G Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) Ill direkomendasikan untuk dihentikan. Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB Ill G Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak G Merapi.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten direkomendasikan agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi) bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya