Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
GUNUNG Merapi selama periode 12 jam, sejak pukul 18.00 WIB hari Jumat (8/1) hingga hari Sabtu (9/1) pukul 06.00 WIB mengeluarkan 27 kali lava pijar dengan jarak luncur maksimum 800 meter dari puncak mengarah ke hulu Sungai Krasak.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Arif Cahyo Purnomo mengatakan pada periode pengamatan hari Sabtu pukul 00.00-06.00 WIB, guguran lava pijar terjadi sebanyak 15 kali dan terdengar satu kali suara guguran dari Pos Pengamatan Babadan, Magelang.
"Pada periode ini asap kawah teramati berwarna putih, tebal dengan ketinggian yang mencapai 100 meter dari puncak," kata Arif.
Sedangkan kegempaan, ujarnya, guguran sebanyak 36 kali dengan amplitudo maksimum 30 milimeter, durasi maksimum 91,2 detik, kegempaan embusan sebanyak tujuh kali dengan amplitudo maksimal 4 milimeter dan durasi maksimal 19 detik, kegempaan fase banyak atau hybrid sebanyak 51 kali dengan amplitudo maksimal 20 milimeter dan durasi maksimal 8,4 detik, serta kegempaan vulkanik dangkal sebanyak 12 kali, dengan amplitudo maksimal 75 milimeter serta durasi maksimal 49 detik.
"Pada periode 6 jam sebelumnya, dari pukul 18.00 hingga 00.00 WIB teramati guguran lava pijar sebanyak 12 kali dengan jarak luncur maksimal 600 meter dari puncak. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan mencapai ketinggian 400 meter dari puncak kawah," tuturnya.
Baca juga: Awan Panas dan Lava Pijar semakin Sering
Menurut Arif, selama 6 jam ini terdengar 2 kali suara guguran dari Pos Babadan dan 1 kali dari Pos Kaliurang. Dari sisi kegempaan, lanjutnya, seismogram mencatat guguran sebanyak 38 kali dengan amplitudo maksimal 45 milimeter dan durasi maksimal 96 detik, kegempaan embusan 8 kali dengan amplitudo maksimal 17 milimeter dan durasi maksimal 36,8 detik, 56 kali fase banyak atau hybrid dengan durasi maksimal 10,4 detik serta amplitudo maksimal 30 milimeter.
Kegempaan lainnya sebanyak 17 kali vulkanik dangkal dengan durasi maksimal 44 detik dan amplitudo maksimal 75 milimeter, serta satu kali tektonik jauh yang berdurasi 67,9 detik dan amplitudo maksimal 5 milimeter.
Dengan aktivitas yang tinggi, BPPTKG Yogyakarta belum mengubah status Gunung Merapi dari Siaga atau Level III ke status yang lebih tinggi. Selain itu, direkomendasikan agar para elaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB (Kawasan Rawan Bencana) III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
"Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat," tukasnya.(OL-5)
Dalam upaya memperkuat komitmennya terhadap pendidikan dan kesejahteraan sosial, Garrya Bianti Yogyakarta, hotel bintang lima di Yogyakarta yang merupakan bagian dari Banyan Group
Keberadaan Kopi Sleman pun diharapkan dapat semakin mendukung iklim pariwisata di kabupaten yang berada di kaki Gunung Merapi sisi Selatan.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X memimpin giat tanam pohon bersama Pemda DIY, Kraton Yogyakarta dan Pengurus Pusat Organisasi Pemuda Lintas Agama.
Gunung Merapi yang berada di perbatasan Magelang, Boyolali, Klaten (Jawa Tengah) dan Sleman (DIY) mengalami kegempaan ratusan kali dan kembali menggugurkan lava delapan kali.
Selama seminggu, terjadi gempa Fase Banyak 2.226 kali dan gempa Guguran mencapai 1.116 kali akibat aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta merilis, selama sepekan dari hari Jumat (27/9) hingga Kamis (3/10).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved