Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Sampah, Biang Banjir di Perkotaan

BAGUS SURYO
07/1/2021 04:50
Sampah, Biang Banjir di Perkotaan
Wali Kota Malang Sutiaji, mengecek langsung lokasi banjir di Jalan Seekarno Hatta, kemarin.(MI/Bagus Suryo )

SAMPAH dan air kotor mengepung Kota Malang, Jawa Timur, ketika hujan deras turun, sepekan terakhir. Wali Kota Sutiaji sudah memerintahkan anak buahnya untuk membersihkan drainase, namun genangan air semakin tinggi.

Geregetan, Sutiaji pun turun di tengah hujan deras. Ia memeriksa langsung drainase di Jalan Soekarno-Hatta, kemarin.

Biang masalah pun ketemu. Volume sampah menghambat drainase. Meski terus-menerus dibersihkan, sumbatan terus terjadi karena warga tidak bisa berhenti membuang sampah sembarangan.

Drainase pun dibongkar. Selain sampah, ternyata juga ditemukan adanya bangunan di atas drainase yang menghambat aliran air. Sutiaji pun memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum membongkarnya.

Ia juga berkeliling ke sejumlah titik lain. “Beberapa titik drainase tidak berfungsi maksimal karena tertutup sampah dan sedimen,” tandasnya.

Di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, tim gabungan mengantisipasi luapan sungai. Bersama TNI, Polri, dan Tim SAR, Badan Penanggulangan Bencana Daerah melakukan pembersihan sungai di Sidomakmur, Kecamatan Sipora Utara.

“Sungai ini selalu meluap jika hujan deras. Karena itu, kami melakukan pembersihan sungai dan menemukan banyak kayu serta bambu yang menghambat jalannya air,” tutur Kepala Pelaksana BPBD Novriadi.

Asuransi pertanian Meski dilanda banjir besar yang mengepung areal persawahan, para petani di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tidak terlalu risau. Pasalnya, ribuan petani di wilayah terdampak sudah mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi.

“Banjir menggenangi 176,5 hektare sawah di Kecamatan Jati dan Kaliwungu. Kemungkinan besar bisa puso, karena sudah sepekan air tidak surut,” tutur Kabid Tanaman Pangan Dewi Masitoh.

Dewi yang sudah turun ke lokasi, mengaku tidak menangkap kerisauan pada petani pemilik sawah. “Mereka sudah ikut asuransi. Jika puso, mereka akan dapat ganti rugi.”

Di Kudus, tambahnya, ada 4.226 petani yang ikut asuransi. Mereka ada di Kecamatan Jati, Kaliwungu, Mejobo, Jekulo, dan Undaan. Areal lahan yang diasuransikan mencapai hampir 2.000 hektare.

“Meski ada asuransi, Pemkab Kudus tidak akan diam. Kami berupaya mencarikan bantuan benih untuk mengganti tanaman yang rusak,” tandas Dewi.

Sementara itu, bagi warga Dusun Semaya, Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah, yang terdampak tanah bergerak, Bupati Achmad Husein sudah punya solusinya. “Mereka bakal direlokasi. Kami menunggu hasil kajian dari pakar geologi,” tandasnya.

Di dusun ini ada 20 rumah yang rusak akibat tanah bergerak. Kepala Dinas Perumahan Kresnawan Wahyu Kristoyo berharap pemerintah desa menyediakan lahan untuk relokasi.

“Kita tunggu rekomendasi tim ahli, sebelum memutuskan langkah selanjutnya.”

Bencana yang terus datang di Indramayu, Jawa Barat, membuat pemkab menetapkan status tanggap darurat di tiga kecamatan. Akibat luapan Sungai Cibuaya, areal permukiman dan persawahan sudah terendam banjir sepekan terakhir.

Pemkab Cianjur juga menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi hingga Maret. “Semua potensi dikerahkan,” kata Sekretaris BPBD Irfan Sofyan. (YH/AS/LD/UL/BB/BK/FL/MG/RS/JI/PO/N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik