Pengamat: Calon Pengganti Kapolri Harus Bersih dan Visioner

Bayu Anggoro
01/1/2021 18:30
Pengamat: Calon Pengganti Kapolri Harus Bersih dan Visioner
Sejumlah anggota kepolisian mengikuti apel gelar pasukan pengamanan malam tahun baru di Polres Metro Tangerang Kota, Banten.(ANTARA/FAUZAN )

DEKAN Fakultas Hukum Universitas Pasundan Bandung, Anton Freddy Susanto, mengatakan, meski pemilihan Kapolri merupakan hak prerogatif Presiden, namun harus tetap mengacu kepada sejumlah aspek. Salah satunya menyangkut intelegensi karena akan memengaruhi seseorang ketika menjadi pemimpin.

"Presiden Jokowi sepatutnya memerhatikan berbagai aspek, seperti aspek kecerdasan. Ini akan memengaruhi kapabilitas seseorang dalam memimpin," ujarnya di Bandung, Jumat (1/1).

Baca juga:

Selain itu, menurutnya calon kapolri yang baru harus seorang visioner yang mampu mentransformasikan ide dan pemikiran Presiden. "Agar mampu mengimplementasikan berbagai pemikiran Presiden Jokowi sebagai user Kapolri," ucapnya.

Jika begitu, dia meyakini wajah institusi kepolisian bisa sesuai dengan visi kepala negara khususnya di bidang penegakan hukum dan kemananan negara. "Di samping itu sosoknya komunikatif," ujarnya.

Tak kalah penting, dia juga menyoroti pentingnya kapolri yang merakyat seperti sosok Hoegeng, mantan kapolri era 1960-an. Menurutnya, pimpinan polri harus yang dekat dengan masyarakat karena tugasnya sebagai pengayom rakyat.

"Juga harus yang bersih dari rekam jejak keterkaitan masalah hukum selama berkarier," ujarnya. Dia khawatir, jika kapolri disangkut pautkan dengan masalah penegakan hukum, maka akan menghilangkan wibawa dan kepercayaan masyarakat.

"Hal penting lainnya pertimbangan senioritas," ujarnya. Hal ini pun penting sebagai bentuk perhatian negara atas masa pengabdian seseorang terhadap negara.

"Sebuah organisasi negara harus memberi perhatian terhadap aparatur negara yang telah lama masa pengabdiannya. Untuk menghindari miskomunikasi dalam kepemimpinannya, di internal institusi yang dipimpinnya," katanya.

Terlebih, lanjut dia, kultur warga Indonesia adalah masyarakat adat yang menjunjung tinggi kearifan budaya. "Semua budaya suku memberi penghormatan terhadap seseorang yang menjalani masa proses kerja lebih panjang. Nah dalam istilah institusi polri itu adalah senioritas," ujarnya.

"Kita berharap kapolri baru pilihan Presiden adalah sosok yang tidak terkontaminasi terhadap kepentingan politisi dan pebisnis agar bisa berkinerja baik dan berprestasi," ujarnya.  

Sebelumnya diberitakan bahwa Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis yang akan segera memasuki masa pensiun pada awal bulan depan. Sejumlah nama perwira tinggi polisi pun mulai disebut-sebut akan akan menjadi penggantinya. (BY/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya