Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Tarakan Wilayah Terdekat Pembebasan Sandera Abu Sayyaf

Victor Ratu
29/3/2016 21:19
Tarakan Wilayah Terdekat Pembebasan Sandera Abu Sayyaf
(ANTARA/Fadlansyah)

RENCANA pembebasan 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf dari Filipina mulai dilakukan sejak Selasa (29/3).

Komandan Gugus Tempur Wilayah Timur (Guspurlatim) Laksamana Pertama TNI I Nyoman Gede Ariawan sebagai pimpinan operasi pembebasan sandera mengatakan, pihaknya sudah mengerahkan pasukan ke Tarakan sebagai wilayah terdekat.

"Saya akan langsung pimpin di atas kapal, apapun nanti perintahnya dikendalikan dari pusat. Kalau sampai baku tembak, this is my job," tegasnya.

Diketahui, kapal TB Brahma 12 jenis tugboat milik PT Patria Maritime Line bertolak dari Banjarmasin menuju Filipina pada 15 Maret lalu. Kapal itu mengangkut muatan batu bara dengan 10 kru yang semuanya WNI.

Selanjutnya, kapal dilaporkan dibajak pada Sabtu (26/3) dan baru diketahui setelah salah satu kru kapal yaitu nakhoda kapal Peter Tonsen Barahama menghubungi atasannya, Reza, bahwa mereka sedang diculik dan para penculik meminta tebusan sebesar 50 juta peso atau setara dengan Rp14,2 miliar.

Informasi terakhir kapal ini sampai di sekitar Pulau Languyan, Provinsi Tawi-Tawi, Filipina, kemudian dibajak oleh kelompok bersenjata. Kapal TB Brahma 12 selanjutnya ditinggalkan begitu saja di tengah laut hingga ditemukan aparat kepolisian Filipina, Senin (28/3) sore waktu setempat dalam keadaan tak berawak.

"Kita akan melaksanakan operasi pembebasan, tetapi saya akan berbicara aspek laut. Saya dapat perintah koordinir semua kekuatan, untuk laut ada 5 unsur udara, ada satu heli dan pasukan katak saat ini sedang menuju ke tempat yang dijadikan pangkalan Aju di Tarakan," ungkap Laksma Ariawan.

Ia mengaku baru saja menyelesaikan tugas dari Australia dan belum sehari sudah langsung mendapatkan tugas menyelamatkan sandera tersebut. "Untuk kapal saja kita siapkan 5, pesawat belum jadi cukup besar kita kerahkan personel karena kita tidak bisa berbicara hanya dari kekuatan satu aspek. Belum lagi, aspek dari TNI AD dan TNI AU," tambahnya.

Skenario pembebasan, lanjut Laksma Ariawan, sampai saat ini masih dirapatkan karena operasi ini merupakan gabungan dari semua personel TNI yang ada. "Dari aspek laut kita punya kekuatan pemukul sebagai pasukan khusus, unsur atas air, unsur udara, dan pasukan khusus dilengkapi dengan raider."

Adapun prioritas operasi ini nantinya fokus pada penyelamatan dan apakah pemerintah akan memenuhi tebusan yang diminta kelompok Abu Sayyaf masih dalam proses. "Kebetulan saya punya pengalaman pada waktu pembebasan MP Sinar Kudus dan semuanya melalui proses, mudah-mudahan saja prosesnya tidak sampai serumit yang ada di sana," katanya.

Ia juga tidak berani menyebutkan berapa hari target operasi bisa membebaskan sandera. Sampai saat ini informasi sandera baik, tetapi di mana lokasinya belum diketahui karena belum ada komunikasi dengan sandera setelah menghubungi atasannya.

Sementara itu, Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) XIII Tarakan, Laksamana Pertama (Laksma) Wahyudi H Dwiyono mengatakan ada 5 KRI sedang bergeser ke Tarakan untuk membawa pasukan khusus. Di antaranya KRI Ahmad Yani, yang berjarak sangat dekat antara Tarakan dan Filipina, hanya 180 knot mil.

Sedikitnya, operasi pembebasan ini akan melibatkan 159 pasukan dari semua unsur TNI dan kemungkinan akan berkembang jumlahnya. "Kita siapkan tempat labuh, akomodasi angkutan, kerja sama dengan pelabuhan untuk dukungan logistik cair seperti bahan bakarnya. Intinya, Lantamal Tarakan siap jadi Pangkalan Aju," pungkasnya. (VR/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya