Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
AKTIVITAS Gunung Lewotolok, di Lembata, Nusa Tenggara Timur, mulai menurun. Kendati status keaktifannya tetap Siaga atau level III, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menurunkan radius bahaya dari 4 kilometer menjadi 3 kilometer dari kawah.
"Tren aktivitas gunung menurun. Namun, letusan dan embusan masih cukup tinggi, sehingga masih harus diwaspadai," ungkap Kepala Tim Tanggap Darurat PVMBG Kristianto, kemarin.
Karena itu evaluasi yang dilakukan pihaknya memutuskan status aktivitas masih tetap Siaga. "Hanya radius bahaya yang kami turunkan dari 4 km menjadi 3 km."
Kepala PVMBG Kasbani menambahkan warga, pengunjung, pendaki dan wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah. "Wilayah yang masih berpotensi terlanda ancaman erupsi adalah Desa Jontona, yang berada dalam radius 4 km dari puncak kawah."
Penurunan radius ini disikapi pemerintah kabupaten dengan melakukan persiapan pemulangan pengungsi. Sampai kemarin diperkirakan masih ada 21 ribu warga yang mengungsi. Sekitar 3.700-an mengungsi di lima titik dan 17 ribu lebih menumpang di rumah kerabat.
"Pada pemulangan warga nanti, kami akan melakukan pendekatan budaya. Pemkab akan memfasilitasi mereka dengan melakukan seremoni, pembersihan desa, dan penyemprotan disinfektan. Pemkab akan mematangkan persiapan pemulangan warga," janji Bupati Eliazer Yentji Sunur.
Di sisi lain, anggota DPR RI asal Lembata, Sulaiman Hamzah, menginisiasi berdirinya Forum Lembata Memanggil. "Forum ini mengumpulkan dan mendistribusikan bantuan kemanusian untuk warga yang terdampak erupsi sejak akhir November lalu," tuturnya.
Kader Partai NasDem itu juga mengingatkan Pemkab Lembata untuk menyediakan dana APBD yang sebesar-besarnya untuk penanganan pengungsi dan pascabencana.
Gelombang tinggi
Kemarin, peristiwa bencana di perairan terus terjadi. Sebuah tongkang bermuatan 7.500 ton bahan baku semen terbalik di Selat Bali, di wilayah perairan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Sebelumnya, kapal sempat bersandar di bibir pantai Bangsring, Wongsorejo.
Kerusakan tongkang itu terjadi setelah dihantam ombak tinggi. "Ketika bersandar kondisinya sudah miring. Upaya membongkar muatan juga tidak bisa dilakukan karena kondisi kapal sudah berbahaya," kata Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Wangi, Benyamin Ginting.
Nahas juga dialami kapal kayu KLM Surya Bahari Tanjung yang membawa 9.520 tabung elpiji dari Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, menuju Belitung. Kapal itu tenggelam di perairan Selat Gaspar.
"Empat anak buah kapal dan nakhoda selamat. Hanya saja ribuan tabung gas hilang di perairan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bangka Belitung Mikron Antariksa.
Saat ini, perairan di wilayah tersebut tengah dikepung angin kencang dan ombak yang mencapai ketinggian 2,5 meter.
Gelombang di sejumlah perairan di NTT juga belum bersahabat. Karena itu, PT ASDP Indonesia Fery Cabang Kupang melarang semua armada berlayar. "Pelayaran masih harus ditutup," tegas Manager Operasi PT ASDP Hermin Welkis.
Cuaca buruk, ujarnya, sesuai laporan BMKG masih akan berlangsung hingga 25 Desember. Angin kencang menyebabkan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter.
Di sisi lain, kejadian bencana dalam setahun terakhir telah menyebabkan kerugian di Kota Sukabumi, Jawa Barat, mencapai Rp5 miliar. Di Bangka Belitung, dalam kurun yang sama, 28 korban meninggal dunia. (UA/RF/PO/BB/BK/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved