Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Mencoba Melangkah dengan Simulasi di Sekolah

(FL/UL/TS/AS/N-2)
08/12/2020 05:40
Mencoba Melangkah dengan Simulasi di Sekolah
simulasi pembelajaran tatap muka(antara)

DUNIA pendidikan di sejumlah daerah belum lepas dari ancaman covid-19. Klaster-klaster baru terus bermunculan. Namun, kondisi itu tidak membuat Supomo keder. Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Jawa Timur, itu, memimpin dimulainya simulasi pembelajaran tatap muka, kemarin.

Ada 14 SMP negeri dan swasta yang ikut serta dalam simulasi. "Simulasi ini upaya kami untuk mendapatkan gambaran yang utuh jika sekolah dibuka. Ini memudahkan kami mendata kekurangan," ungkap Supomo.

Ia memastikan semua syarat sudah dipenuhi untuk menggelar simulasi. Mulai dari siswa dan guru yang harus sehat dan mengikuti tes usap, hingga persetujuan guru, prasarana protokol kesehatan, dan pelibatan lembaga kesehatan. "Simulasi akan berlangsung 14 hari," tambahnya.

Sikap berbeda ditunjukkan Irwan Wahyono. Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Jawa Barat, itu mengaku sudah memiliki konsep untuk menggelar sekolah tatap muka.

"Tapi, kami tidak bisa memastikan kapan akan dimulai. Selain butuh persiapan yang matang, kami mendengar imbauan Presiden Joko Widodo yang menyatakan keselamatan siswa dan guru merupakan hal utama," papar Irawan.

Dinas pendidikan, lanjutnya, sudah menyiapkan sarana dan prasana protokol kesehatan di sekolah guna menunjang pelaksanaan sekolah tatap muka. "Kami memilih menunda dulu," tandasnya.

Di Temanggung, Jawa Tengah, adanya 17 guru yang terinfeksi covid-19 membuat pemerintah kabupaten meminta lingkungan sekolah lebih memperketat penerapan protokol kesehatan. "Kami imbau semua sekolah mengerem kegiatan. Semua kegiatan seyogianya menerapkan protokol kesehatan secara ketat," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dwi Sukarmei.

Di Kudus, klaster guru SMP Negeri 3 Jekulo terus membengkak. Sampai kemarin, sudah 14 guru terinfeksi dan 5 orang meninggal dunia. "Tiga guru menjalani perawatan di rumah sakit dan 11 lainnya melakukan isolasi mandiri," ungkap juru bicara Satgas Covid-19, Andini Aridewi.

Kepala SMPN 3 Jekulo, Wiwik Purwati menyatakan sekolahnya belum membuka pembalajaran tatap muka. "Guru datang ke sekolah dan memberikan pelajaran secara daring." (FL/UL/TS/AS/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya