Warga di Semeru belum Aman

BN/PT/N-3
07/12/2020 03:35
Warga di Semeru belum Aman
Sejumlah warga tiba di pengungsian di SDN Supiturang 04 Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, beberapa hari lalu.(ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

AGUS Triono belum bisa tenang. Ancaman awan panas dan lava dari Gunung Semeru belum mereda. Bahaya juga mengintai karena awan panas guguran, guguran lava, dan lahar mengalir ke sepanjang aliran sungai.

“Kami harus terus mengingatkan dan menjaga agar warga tidak beraktivitas di sekitar aliran Sungai Besuk Kobokan. Saat hujan deras, aliran sungai itu akan dipenuhi lahar dari puncak gunung,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Ka­bupaten Lumajang, Jawa Timur, itu, kemarin.

Bahaya lain juga mengancam warga Desa Sumberwuluh. Pasalnya, tanggul sepanjang 10-15 meter di Dusun Kebondeli sudah tergerus air sehingga berisiko jebol dan membahayakan warga di sekitarnya. Sampai kemarin, dari puncak Semeru masih terjadi guguran awan panas. Namun, jarak luncurnya yang 1,5 kilometer tidak sampai ke permukiman.

Petugas BPBD juga masih harus mengungsikan warga dari beberapa permukiman. Di antaranya, 70 warga harus dipindahkan ke lokasi yang aman, yakni gedung SDN Supiturang 4, karena di malam hari Semeru me­ngeluarkan awan panas dan lava.

“Jarak antara permukiman warga dan puncak Gunung Semeru cukup jauh. Lokasi pengungsian juga lebih tinggi dari aliran sungai dengan jarak 5-6 kilometer,” tambah Agus.

Banjir lahar dingin juga jadi ancaman di lereng Gunung Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. “Lahar dingin sudah turun terbawa hujan ke dua kali di Desa Lamau dan Desa Jontona. Kami sudah minta petugas mencegah warga beraktivitas di dekat sungai,” ujar Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lewotolok Stanislaus Arakian.

Untuk menangani ribuan pengungsi, Pe­merintah Kabupaten Lembata meminta warga berkumpul di lokasi penampungan yang disiapkan. Namun, sebagian di antara mereka memilih tinggal sementara di rumah-rumah penampungan.

“Tapi kami tetap meminta untuk kelompok rentan harus berada di pos penampungan yang disediakan pemkab sehingga mereka bisa mendapat pelayanan yang memadai, terutama dari aspek kesehatan,” ungkap Sekretaris Daerah Paskalis Ola Tapobali.

Warga yang berada di rumah-rumah juga akan mendapat bantuan. “Pemilik rumah diimbau untuk berkoordinasi dengan petugas posko,” lanjutnya. (BN/PT/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya