Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

GKR Hemas Ajak Sri Muslimatun Bertemu Ibu-Ibu Hebat

Agus Utantoro
11/11/2020 09:37
GKR Hemas Ajak Sri Muslimatun Bertemu Ibu-Ibu Hebat
GKR Hemas(MI/Agus Utantoro)

CALON Bupati Sleman Sri Muslimatun, yang juga Wakil Bupati Sleman yang sedang cuti Pilkada, Minggu (8/11), tiba-tiba ditelepon GKR Hemas.

"Bu Mus, nanti siang ada waktu kosong? Ikut saya ketemu ibu-ibu hebat di Mrican, Caturtunggal, Depok," begitu ajakan Gusti Kangjeng Ratu Hemas kepada calon bupati yang diusung Partai NasDem, PKS, dan Golkar itu.

Menerima telepon dari Permaisuri Raja Yogyakarta, Sri Muslimatun menjawab, siap mengikuti ajakan tersebut.

"Ditimbali dan didhawuhi Bu Ratu. Saya tidak punya alasan menolak ajakan ini, siap saya merapat," katanya antusias.

Baca juga: KPU Klaten Gandeng Dewan Kesenian Gelar Sosialisasi Pilkada 2020

Terlebih, Bu Ratu--demikian Sri Muslimatun menyapa GKR Hemas-- menyampaikan kata ibu-ibu hebat dari Mrican.

Angan Sri Muslimatun langsung tertuju pada Kelompok Wanita Tani (KWT)  Srikandi, di Gang Kuwera, Padukuhan Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, sebuah organisasi berangotakan ibu-ibu yang bergerak di bidang perkebunan.

Pertemuan yang tidak terjadwalkan itu pun terlaksana. Dua  sahabat lama berjumpa, membaur bersama para srikandi Mrican.

GKR Hemas dan Sri Muslimatun terkagum dengan keberhasilan ibu-ibu KWT membentuk sistem ketahanan pangan dengan cara berkebun. Mereka  memanfaatkan lahan seluas 540 meter persegi milik kas Desa Caturtunggal.

Lahan itu ditanami 33 jenis sayuran, buah-buahan, dan tanaman lainnya. Kebun organik itu dirintis sejak 2015 dan hingga kini, kebutuhan sayuran untuk keluarga ibu-ibu KWT selalu terpenuhi.

Adalah Nur Handayani, Ketua KWT yang aktif memberi semangat pada anggotanya.

Nur menuturkan, selain berkebun di lahan bersama, para ibu juga memiliki tanaman masing-masing dengan memanfaatkan lahan di pekarangan rumah. Beragam jenis sayuran ditanam di dalam polybag atau kantong plastik dengan metode vertikultur.

"Setiap keluarga mempunyai 70 polybag yang ditanami terong, tomat, cabai, sawi, bawang merah, kangkung, bayam, dan sayur lainnya," kata dia.

Selain bisa memenuhi kebutuhan pangan, ibu-ibu KWT juga membuat produk olahan. Produknya berupa keripik, peyek, dan lainnya.

"Ibu-ibu di sini jualan lewat online. Praktis, gak harus keluar," begitu kata Nur Handayani diselingi tawa dari para anggota KWT.

Gusti Ratu mengaku bangga menyaksikan potret kehebatan para srikandi ini.

"Dari sini, kita menyaksikan para ibu gotong royong saling  memberdayakan. Di saat ekonomi terimbas pandemi, ibu-ibu KWT mampu menaikkan taraf hidup mereka. Ini luar biasa," ujar Gusti Ratu.

Senator asal DIY itu turut mengapresiasi peran Muslimatun sebagai Wakil Bupati yang mengangkat potensi dusun sebagai strategi pemberdayaan.

"Saya tahu Bu Mus aktif bergerak di bidang pemberdayaan, termasuk memanfaatkan potensi dusun," jelasnya.

Senada dengan Gusti Ratu, Sri Muslimatun senang gerakan perempuan berdaya berhasil memanfaatkan potensi dusun.

"Apapun potensinya, perempuan itu bisa untuk bangkit dan berdaya. Saya yakin, menjadi perempuan berdaya akan membentuk keluarga yang  sejahtera, bahagia dan saling support dengan suami," ujar Pendiri RS Sakina Idaman di Mlati itu.

Pemberdayaan perempuan memang menjadi perhatian GKR Hemas dan Sri Muslimatun. Keduanya banyak terlibat dalam gerakan ini untuk membangun kesejahteraan.

"Saya optimistis kesejahteraan akan lahir dari gotong royong dan partisipasi kita semua," ujar Gusti Ratu yang diiyakan Muslimatun. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya