Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Sumsel Siagakan Ratusan Personel Antisipasi Bencana Alam

Dwi Apriani
09/11/2020 22:02
Sumsel Siagakan Ratusan Personel Antisipasi Bencana Alam
Gubernur Sumsel Herman Deru periksa barisan personel tim bencana alam(MI/Dwi Apriani)

PROVINSI Sumatra Selatan saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan. Potensi bencana alam akan selalu ada di saat musim penghujan datang, baik banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan sebagainya. Untuk itu,Pemerintah Provinsi Sumsel saat ini telah siagakan sebanyak 400 personel untuk membantu penanganan bencana alam di musim penghujan.

‘’Kita saat ini sudah siapsiagakan ratusan personil untuk membantu penanganan bencana di Sumsel. Mereka akan kita sebar nantinya di daerah-dareah rawan bencana. Bukan hanya personilnya saja, melainkan juga dengan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan,’’ujar Gubernur Sumsel, Herman seusai apel Kesiapsiagaan Terpadu dalam rangka Antisipasi Bencana Alam di Sumsel, Senin (9/11).

Diakui Herman Deru, memang geografis Sumsel beragam. Mulai dari dataran tinggi (pegunungan) dibagian Barat seperti Pagaralam, Lahat, Muara Enim dan OKU Selatan, berpotensi terjadinya peristiwa alam seperti tanah longsor, banjir bandang dan angin puting beliung. Lalu, di bagian timur yang

merupakan dataran rendah dan perairan seperti Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir dan Palembang, mempunyai potensi terjadinya potensi banjir akibat luapan air sungai dan menimbulkan genangan yangdipengaruhi oleh musim hujan dan pasang air laut, abrasi pantai, selain itu juga pada daerah yang lebih terbuka dapat terjadi angin puting beliung.

‘’Ini sudah biasa terjadi, namun dampaknya yang perlu diwaspadai. Bencana ini bukan hanya bisa merobohkan rumah, merusak sarana prasarana dan fasilitas masyarakat yang ada, atau bahkan menimbulkan korban jiwa baik luka-luka atau bahkan meninggal dunia,’’ katanya.

Ia menjelaskan, selama 2020 ini di wilayah Provinsi Sumsel tercatat terjadi bencana sebanyak 149 kali kejadian bencana, yang terbanyak adalah kebakaran rumah penduduk sebanyak 70 kali, bencana yang lainnya adalah banjir 39 kali, tanah longsor 16 kali, angin puting beliung 11 kali, banjir bandang 10 kali dan kecelakaan perahu motor 3 kali.

Baca juga : Kapolda Pantau Kondisi dan Pengamanan Jelang Pilkada Serentak

‘’Kejadian bencana tersebut mengakibatkan rumah terendam sebanyak 9.322 unit, rumah terbakar, rusak berat, hanyut/roboh sebanyak 373 unit, rumah rusak sedang dan ringan sebanyak 1.135 unit, jembatan putus/rusak sebanyak 28 unit, sekolah terendam 10 unit, sekolah rusak berat 6 unit, pasar terbakar 34 petak, kebun terendam 281 ha,  sawah terendam 5,319 ha dan jalan longsor/putus sepanjang 115 meter. Kejadian bencana tersebut mengakibatkan 15.733 KK/19.507 jiwa menderita,’’ ungkap Deru

Untuk itu, sebagai salah satu bentuk kesiapsiagaan menghadapi bencana, pihaknya melaksanakan apel kesiapsiagaan terpadu dalam rangka antisipasi bencana alam di Sumsel. Dengan kesiapan tersebut tentunya akan lebih siap dan lebih cepat untuk mengantisipasi kejadian maupun dampaknya baik kerusakan sarana prasarana maupun korban jiwa.

‘’Saya berharap para personil penanggulangan bencana selalu siap dan peralatan penanggulangan yang ada juga dalam kondisi baik dan dapat digunakan secara maksimal dalam pelaksanaan penanggulangan bencana baik dalam wilayah Sumsel dan juga siap untuk dimobilisasi ke lokasi bencana di wilayah Provinsi terdekat dari Sumsel,’’ ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel, Iriansyah mengatakan, sebanyak 400 personil yang disiapsiagakan ini terdiri dari masing-masing dinas/instansi, stakeholder terkait. Mulai dari TNI, Polri, Tagana, Dinas PU Bina Marga, Dinas Kesehatan, SAR, dan sebagainya.

‘’Kami menggelar apel ini tujuannya untuk meningkatkan kemampuan personel dan kesiapan peralatan penanggulangan banjir dan tanah longsor. Juga mengoptimalkan peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak terkaitdalam penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor agar korban jiwa, harta dan sarana prasarana dapat diminimalisir,’’ jelasnya.

Menurutnya, dengan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan ini dapat membantu memudahkan mobilisasi personil dan peralatan ke lokasi bencana atau ke daerah rawan bencana. Sehingga dapat melaksanakan bantuan pertolongan berupa penyelamatan dan evakuasi untuk meminimalisir dampak bencana berupa kerusakan sarana prasarana maupun korban jiwa. (OL-2)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya