Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KAPASITAS pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan diminta untuk terus diperkuat. Menurut hasil survei terakhir, kapasitas puskesmas dinilai
masih sangat minimal.
“Puskesmas membutuhkan penguatan secara drastis dan komitmen serius dari pemerintah, juga partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat. Prioritas untuk penguatan puskesmas membutuhkan komitmen dan keseriusan level politik tertinggi untuk memobilisasi kebijakan ataupun sumber daya dan perangkat politik,” kata Direktur Kebijakan
Center for Indonesia’s Strategic Developement Initiatives (CISDI) Olivia Herlinda dalam webinar yang diselenggarakan CISDI, Kamis (5/11).
Rekomendasi penguatan puskesmas itu didasarkan pada hasil survei yang berlangsung Agustus-September 2020 terhadap 765 responden dari 647 puskesmas di Indonesia. Dalam
survei didaparkan bahwa kemampuan puskesmas untuk melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi terbilang minim.
Masih banyak pula puskesmas yang belum mendapatkan pelatihan mengenai pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmas, memiliki keterbatasan fasilitas, serta penerapan
protokol kesehatan.
Tanpa persyaratan minimum tersebut dipenuhi, puskesmas berpotensi menjadi sumber penularan covid-19. “Survei menunjukkan 45,4% puskesmas belum mendapatkan pelatihan
tentang pengendalian dan pencegahan infeksi untuk layanan di masa pandemi,” kata Olivia.
Bukan hanya itu, puskesmas menurut responden, juga masih mengalami keterbatasan APD untuk melayani pasien dengan gejala mirip covid-19, terutama untuk masker N95 (66%), gaun medis (43%), dan masker bedah (40%).
Selain itu, fasilitas cuci tangan dan hand sanitizer pun belum tersedia cukup di 18,5% puskesmas. Untuk itu, Olivia mengungkapkan perlu pembenahan di bidang manajemen dan pelayanan puskesmas agar puskesmas dapat menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes Saraswati mengakui bahwa peran puskesmas untuk melakukan pencegahan penyebaran penyakit masih perlu diperkuat.
“Kita akan terus upayakan agar memperkuat peran puskesmas. Saat ini, yang telah dilakukan ialah pelatihan via online, perekrutan relawan, hingga upaya pemenuhan APD,” tandasnya. (Ata/X-6)
PUSKESMAS, sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, memegang peranan penting di wilayahnya.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Studi terbaru dari Health Collaborative Center mengungkap tingginya kejadian mom shaming di Indonesia. Sebagian besar pelaku justru berasal dari keluarga dan orang-orang sekitar.
Saat libur Lebaran yang jatuh pada 8 hingga 15 April 2024, Puskesmas hanya akan tutup di tanggal merah,
Lonjakan kasus merata di semua kecamatan di Kabupaten Subang. Saat ini, hampir setiap hari beberapa rumah sakit dan puskesmas di wilayah Kabupaten Subang juga dipadati pasien dengan gejala DBD.
Saat ini tercatat sudah ada 80 pasien covid-19 di Jawa Barat. Kasusnya tersebar di 27 kabupaten dan kota.
Wisatawan diminta untuk selalu berhati-hati dan sebisa mungkin menggunakan masker dalam ruangan tertutup
Di Kota Tasikmalaya masih nihil kasus covid-19. Namun upaya preventif mesti dilakukan untuk menekan potensi penyebaran.
Di Kabupaten Kuningan belum terdeteksi adanya kasus covid-19."Namun langkah antisipasi sudah mulai dilakukan
Pemkot sudah menyiapkan ruang isolasi yang berada di gedung rawat Mitra Batik 5 lantai di RSUD Dr Soekardjo
Sebagai langkah antisipasi penyebaran covid-19, pihaknya juga kembali menerapkan wajib masker kepada 306 orang pegawai RSUD Lembang
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved