Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PERINGATAN Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika tentang bahaya anomali iklim La Nina sudah jadi kenyataan. Bencana hidrometeorologi telah datang ke sejumlah wilayah di Jawa Barat.
Kemarin, akibat hujan deras selama beberapa hari, warga di Kampung Babakan Jeruk, Desa Singajaya, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, dikejutkan kejadian pergerakan tanah. Sedikitnya ada 10 rumah yang terdampak. “Selain 10 rumah, ada satu musala yang terdampak. Selain itu, 23 rumah lainnya juga terancam kejadian yang sama,” papar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nuraedidin.
Saat ini, warga dan BPBD masih menunggu kedatangan tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Mereka yang akan memberikan arahan, perlu-tidaknya warga diungsikan dari wilayah tersebut.
“Pada musim penghujan, pergerakan tanah dan tanah longsor sangat kami waspadai. Kami sudah menyebar anggota BPBD, Tagana, dan relawan untuk mengantisipasi kejadian itu bersama masyarakat,” lanjut Nuraedidin.
Hujan deras juga telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di Kecamatan Agrabinta, Leles, dan Cijati, Kabupaten Cianjur, akhir pekan lalu. Ratusan rumah dan infrastruktur publik terdampak. “Saat ini banjir masih menggenangi beberapa wilayah, tapi di beberapa lokasi sudah mulai surut,” ujar Sekretaris BPBD Mochammad Irfan Sofyan.
Namun, BPBD memastikan kejadian serupa masih berpotensi terjadi. “Kami imbau masyarakat mewaspadai banjir susulan,” tandasnya.
Di Bali, antisipasi dilakukan pemerintah untuk menghadapi musim penghujan. Salah satunya ialah memapras pohon perindang.
Kebakaran lahan
Kondisi berbeda dilaporkan dari Nusa Tenggara Timur. Hujan ringan yang turun di beberapa lokasi belum mampu mengusir hawa panas dan dampaknya. Kemarin. titik panas kembali bermunculan di daerah itu.
Stasiun Klimatologi El Tari Kupang melaporkan adanya 15 titik panas yang terdeteksi oleh satelit. Titik panas yang diduga api kebakaran hutan itu muncul di lima kabupaten, yakni Alor, Flores Timur, Kupang, Lembata, dan Sumba Timur.
Kepala Stasiun Meteorologi Lasiana Kupang Agung Sudiono Abadi mengakui titik panas yang muncul kemarin berkurang jika dibandingkan dengan titik panas pada Sabtu (3/10). Saat itu ada 16 titik panas tersebar di Timor Tengah Utara, Sumba Timur, Sumba Barat, Lembata, Kupang, dan Alor dengan tingkat kepercayaan di atas 80%.
Kebakaran lahan sudah terjadi di wilayah Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur. Kobaran api telah menyapu padang ilalang yang luasnya mencapai hektarean. “Api muncul siang hari. Tiupan angin kencang membuat api cepat menjalar dari wilayah pinggir pantai mengarah ke Gunung Lewotobi,” kata Petrus Puka, warga.
Api, lanjut dia, juga membuat lalu lintas menuju pusat kota kecamatan terhenti total. Warga tidak berani menerobos kobaran api. Selain padang ilalang, Petrus memastikan ladang warga ikut terdampak. “Warga di Lewotobi menanam jambu mete, kelapa, dan pisang.”
Pemadaman dilakukan warga dengan alat-alat seadanya. Asal mula api masih belum diketahui. Warga sudah menghubungi aparat untuk memadamkan api. (BB/BK/RS/PO/JL/LD/RF/N-2)
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa gempa bumi dirasakan warga Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur pada Jumat (18/7).
Banjir, kebakaran, angin kencang, gelombang pasang, dan tanah longsor bukan hanya mengancam keselamatan manusia, tapi juga menghambat pembangunan dan menimbulkan kerugian ekonomi besar.
MEMPERINGATI Hari Logistik Nasional 2025, Lion Parcel menyoroti peran kurir sebagai garda terdepan dalam menghubungkan Indonesia melalui pengiriman barang, termasuk di wilayah timur Indonesia dengan akses yang menantang.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Cakupan perlindungan asuransi belum mampu mengimbangi besarnya potensi kerugian. Hal itu mengakibatkan semakin banyak pihak yang kurang atau tidak terlindungi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved