Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
SEBAGAI bentuk kepedulian mereka untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk & Baitulmaal Muamalat (BMM) berkolaborasi dengan Gerakan Pakai Masker (GPM) melaksanakan sosialisasi dan edukasi penggunaan masker di Pondok Pesantren Nahdatul Ulama (NU), Demak, Jawa Tengah. Dalam kesempatan ini, Bank Muamalat dan GPM juga menyerahkan bantuan masker dan beras secara simbolik untuk para santri dan pengurus ponpes tersebut.
Menurut Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad K Permana pembagian masker beserta kegiatan edukasi dan sosialisasi ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran para santri dan pengurus ponpes menjalankan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus covid-19 di lingkungan pesantren tersebut.
Baca juga: Sepekan, Tercatat 27 Ribu Pelanggaran tidak Pakai Masker
“Kerjasama yang terjalin dengan GPM ini meneguhkan komitmen Bank Muamalat dan BMM untuk menjaga umat tetap sehat melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi penggunaan masker ini. Gerakan pakai masker juga harus menjadi gerakan sosial yang dapat membawa maslahat bagi para santri dan pengurus pesantren di Indonesia gunamelindungi diri dan orang lain,” ujar Achmad.
Bank Muamalat melalui BMM memberikan bantuan berupa 10.000 masker kepada Gerakan Pakai Masker (GPM). Bantuan ini bersumber dari dana zakat perusahaan dan karyawan Bank Muamalat yang dikelola oleh BMM. Permana menegaskan bahwa Bank Muamalat sebagai pendiri dari Yayasan Baitulmaal Muamalat terus memberikan dukungan terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh BMM, baik dalam kegiatan penghimpunan, pendistribusian maupun pendayagunaan zakat.
Penyuluhan untuk Penyuluhan (PuP) di Pesantren ini merupakan angkatan ke-5 yang dilaksanakan oleh Bank Muamalat dan GPM. Sebelumnya, kegiatan yang sama dilaksanakan di Pesantren Genggong, Probolinggo; pesantren di Lirboyo, Kediri; pesantren di Rembang; serta Pesantren Daarul Quran, Jawa Barat.
Pada kesempatan yang sama Ketua Umum Gerakan Pakai Masker (GPM), Sigit Pramono mengajak para pengurus ponpesdi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur untuk secara aktif melakukan edukasi dan sosialisasi kepada para santri agar selalu patuh pada protokol kesehatan, yaitu mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak saat beraktivitas.
“Kami mengimbau para santri untuk berdisiplin memakai masker, terutama saat ke luar rumah dan berinteraksi dengan orang lain. Memakai masker adalah upaya minimal yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan menekan penularan virus covid-19. Disiplin menggunakan masker bisa menekan hingga 75 persen risiko penularan,” jelas Sigit Pramono.
“Selain pemakaian masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, para santri juga harus menyeimbangkan gizi dan asupan, olahraga, serta istirahat yang cukup agar daya tahan tetap terjaga,” tambah Ketua Pengurus Pusat NU CARE-LAZISNU Achmad Sudrajat.
Covid-19 merupakan ancaman yang sangat serius bagi pesantren. Salah satu indikatornya adalah munculnya kluster baru di lingkungan pesantren. Meski begitu, Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU Asosiasi Pesantren NU Seluruh Indonesia KH Abdul Ghofarrozin menyatakan bahwa pesantren tidak boleh menyerah dengan adanya wabah covid-19. Para santri, guru dan keluarga pesantren harus terus ikhtiar lahir dan batin melawan virus covid-19.
“Kami harap setelah mengikuti PuP ini, santriwan dan santriwati ke depannya dapat membentuk dan melatih satgas covid-19 di setiap pesantren, membangun kerja sama guna meningkatkan edukasi dan sosialisasi pemakaian masker, mencuci tangan dengan benar, serta menjaga jarak,” ujar Gus Rozin. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved