Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kebakaran Hutan Tak Terkait Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu

Depi Gunawan
09/9/2020 18:35
Kebakaran Hutan Tak Terkait Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu
Kebakaran yang terjadi di lereng Gunung Tangkuban Parahu(MI/Depi Gunawan)

Kebakaran yang melanda hutan di Gunung Tangkuban Parahu, Selasa (8/9) bisa ditangani saat menjelang tengah malam. Menurut dugaan, kebakaran berasal dari energi panas bumi berupa gas alam yang keluar dari dalam tanah.

Total luas lahan di lereng Gunung Tangkuban Parahu yang terbakar mencapai 0,5 hektare. Untuk mencegah terulangnya kejadian, petugas sudah lakukan pendinginan di lokasi dan sumber api telah dilokalisasi.

Lokasi kebakaran berada di kawasan hutan lindung wilayah Perhutani KPH Bandung Utara, tepatnya di Petak 44 A, RPH Cisarua, BKPH Lembang. Secara administratif, lokasi kebakaran berada di wilayah Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Administratur Perhutani Kawasan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara Komarudin menerangkan penanganan pemadaman berlangsung selama sekitar 1,5 jam dilakukan oleh petugas. Mereka  dibantu relawan serta warga yang tempat tinggalnya tidak jauh dari lokasi kejadian.

"Proses pemadaman mulai jam 18.30 WIB sampai dengan 20.15 WIB. Jenis tumbuhan yang terbakar yaitu alang-alang dan tanaman paku," kata Komarudin, Rabu (9/9).

Titik energi panas bumi yang diduga menjadi pemicu kebakaran keluar dari sela-sela bebatuan dan membakar alang-alang yang tumbuh di sekitarnya.

Baca juga: Mewujudkan Mimpi Desa Kartun di Purbalingga jadi Destinasi Wisata

"Sumber api atau penyebab kebakaran dari gas aktif Gunung Tangkuban Perahu," ujar Komarudin.

Anggota SAR Pasundan, Asep Koswara menyebutkan alang-alang yang tumbuh di sekitar sumber panas bumi yang keluar dari dalam tanah dipastikan sudah disingkirkan.

"Proses pembersihan tumbuhan di sekitar sumber panas bumi dilakukan sejak tadi pagi saat kita melaksanakan pendinginan," tuturnya.

Hingga saat ini, dia melanjutkan, gas alam yang keluar dari dalam tanah masih terus terjadi dan tidak bisa dihentikan. "Enggak bisa dihentikan, itu proses alami. Yang dapat kita lakukan adalah mencegah agar di sekitarnya tidak ada benda yang bisa memicu api," paparnya.

Sementara itu, Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat pada Pusat Vulkanologi dan Bencana Geologi (PVMBG), Dr Nia Haerani mengungkapkan pihaknya belum dapat memastikan sumber kebakaran berasal dari energi panas bumi.

"Mengenai dugaan penyebab sumber gas bumi, belum dapat kami pastikan karena belum ada permohonan dari Pemda atau instansi terkait untuk lakukan pemeriksaan ke sana," terang Nia.

Dia menambahkan kejadian kebakaran hutan kali ini tidak ada hubungannya dengan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu. Apalagi, jarak antara lokasi kejadian dengan kawah Tangkuban Parahu cukup jauh.

"Lokasi kejadiannya kan jauh di Parongpong. Jika kita lihat sekarang, aktivitas Tangkuban Parahu kondisinya masih normal. Saat ini aktivitasnya hanya di kawah Ratu, Upas, dan Domas. Yang terdeteksi hanya gempa-gempa embusan. Itu juga relatif rendah. Tidak ada indikasi gempa vulkanik," jelasnya. (OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya