Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Kebakaran yang melanda hutan di Gunung Tangkuban Parahu, Selasa (8/9) bisa ditangani saat menjelang tengah malam. Menurut dugaan, kebakaran berasal dari energi panas bumi berupa gas alam yang keluar dari dalam tanah.
Total luas lahan di lereng Gunung Tangkuban Parahu yang terbakar mencapai 0,5 hektare. Untuk mencegah terulangnya kejadian, petugas sudah lakukan pendinginan di lokasi dan sumber api telah dilokalisasi.
Lokasi kebakaran berada di kawasan hutan lindung wilayah Perhutani KPH Bandung Utara, tepatnya di Petak 44 A, RPH Cisarua, BKPH Lembang. Secara administratif, lokasi kebakaran berada di wilayah Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Administratur Perhutani Kawasan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara Komarudin menerangkan penanganan pemadaman berlangsung selama sekitar 1,5 jam dilakukan oleh petugas. Mereka dibantu relawan serta warga yang tempat tinggalnya tidak jauh dari lokasi kejadian.
"Proses pemadaman mulai jam 18.30 WIB sampai dengan 20.15 WIB. Jenis tumbuhan yang terbakar yaitu alang-alang dan tanaman paku," kata Komarudin, Rabu (9/9).
Titik energi panas bumi yang diduga menjadi pemicu kebakaran keluar dari sela-sela bebatuan dan membakar alang-alang yang tumbuh di sekitarnya.
Baca juga: Mewujudkan Mimpi Desa Kartun di Purbalingga jadi Destinasi Wisata
Anggota SAR Pasundan, Asep Koswara menyebutkan alang-alang yang tumbuh di sekitar sumber panas bumi yang keluar dari dalam tanah dipastikan sudah disingkirkan.
"Proses pembersihan tumbuhan di sekitar sumber panas bumi dilakukan sejak tadi pagi saat kita melaksanakan pendinginan," tuturnya.
Hingga saat ini, dia melanjutkan, gas alam yang keluar dari dalam tanah masih terus terjadi dan tidak bisa dihentikan. "Enggak bisa dihentikan, itu proses alami. Yang dapat kita lakukan adalah mencegah agar di sekitarnya tidak ada benda yang bisa memicu api," paparnya.
Sementara itu, Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat pada Pusat Vulkanologi dan Bencana Geologi (PVMBG), Dr Nia Haerani mengungkapkan pihaknya belum dapat memastikan sumber kebakaran berasal dari energi panas bumi.
"Mengenai dugaan penyebab sumber gas bumi, belum dapat kami pastikan karena belum ada permohonan dari Pemda atau instansi terkait untuk lakukan pemeriksaan ke sana," terang Nia.
Dia menambahkan kejadian kebakaran hutan kali ini tidak ada hubungannya dengan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu. Apalagi, jarak antara lokasi kejadian dengan kawah Tangkuban Parahu cukup jauh.
"Lokasi kejadiannya kan jauh di Parongpong. Jika kita lihat sekarang, aktivitas Tangkuban Parahu kondisinya masih normal. Saat ini aktivitasnya hanya di kawah Ratu, Upas, dan Domas. Yang terdeteksi hanya gempa-gempa embusan. Itu juga relatif rendah. Tidak ada indikasi gempa vulkanik," jelasnya. (OL-14)
Peralatan yang dicuri terdiri dari kabel jaringan dan kabel sistem power yang berfungi untuk memantau aktivitas vulkanik salah satu gunung api aktif di Jawa Barat ini
Dalam video terlihat embusan abu vulkanik berwarna hitam pekat menjulang tinggi ke udara
Kegiatan ini diadakan dalam rangka meningkatkan pengamanan dan kesiapsiagaan pada libur Natal dan Tahun Baru 2024 di kawasan objek wisata.
Ruwatan Gunung Tangkuban Parahu digelar Masyarakat Adat Gunung Tangkuban Parahu serta Kasepuhan Kampung Adat Gamblok Cikole, Lembang,
Hingga Rabu sore, kobaran api masih dalam proses pemadaman oleh masyarakat dan pihak terkait.
Sebanyak 300 petugas gabungan dikerahkan untuk memadamkan kobaran api sejak Rabu (4/9) lalu
Pemadaman Kebakaran Lahan Gambut di Sumatera Selatan
KEKERINGAN membuat lahan sangat mudah terbakar. Di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, lahan seluas 1 hektare di tebing Kerud, Desa Jatihurip, Kecamatan Sumedang Utara terbakar.
KARHUTLA di wilayah Jawa Barat kembali terjadi sejak Sabtu (24/8) malam di tujuh lokasi. Api membakar lahan dan hutan di Kabupaten Bandung, Sumedang, Cirebon, dan Subang.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan kejadian kebakaran hutan dan lahan melanda lima daerah di wilayah ini.
Tahun lalu jumlah kebakaran mencapai hampir 300 kasus. Tahun ini dilaporkan hanya terjadi 140 kasus kebakaran
TIGA peristiwa kebakaran terjadi di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) sepanjang Rabu (18/10). Kebakaran terjadi di sekolah, rumah, serta pahan kosong di sekitar permukiman warga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved