Program Padat Karya BBPJN Sumsel Libatkan 3.300 Pekerja

Dwi Apriani
25/8/2020 17:21
Program Padat Karya BBPJN Sumsel Libatkan 3.300 Pekerja
Program padat karya Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Sumatra Selatan(MI/Dwi Apriani)

KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Umum tengah menggencarkan program padat karya di seluruh wilayah Indonesia. Di Sumatra Selatan, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Sumatra Selatan mengalokasikan anggaran senilai Rp30 miliar untuk merevitalisasi drainase jalan sepanjang 150 kilometer.

Dalam program ini, BBPJN Sumsel melibatkan masyarakat sekitar yang terdampak ekonomi dari pandemi Covid-19. Kepala BBPJN Sumsel, Kgs Syaiful Anwar mengatakan program padat karya tunai yang bergulir hingga September 2020 tersebut melibatkan 3.300 pekerja.

‘’Program ini sebagai upaya mengurangi angka pengangguran di tengah ketidakpastian perekonomian di masa pandemi. Pembangunan infrastrukturnya memang yang berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkanteknologi,’’ katanya saat meninjau realisasi program padat karya tunai di Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kemarin.

Diakui Syaiful, revitalisasi drainase memang diperlukan untuk sejumlah ruas jalan nasional, pasalnya dapat mendukung kualitas jalan sehingga lebih tahan lama. Menurut dia, upah yang diberikan kepada pekerja disesuaikan dengan upah minimum regional (UMR) per daerah.

Di Kabupaten OKI, misalnya pekerja bangunan mendapat upah sekitar Rp130.000 sampai Rp120.000 per hari. Pembayarannya dilakukan per minggu. Ia menerangkan program Kementerian PUPR yang disebar di 17 PPK itu bertujuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat.

‘’Program Padat Karya juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa atau pelosok, ini sebagai bentuk kontribusi pemulihan ekonomi nasional,’’ kata dia.

Baca juga : Gubernur Dukung Investasi Pembangunan Dermaga Tanjung Kalian

Selain melakukan revitalisasi drainase, pihaknya juga membuka kesempatan kerja untuk warga dalam program pekerjaan penambalan lubang dengan CPHMA, pembelian karet dari petani karet sebagai bahan baku aspal karet dan rosin ester.

Selain menggunakan tenaga masyarakat lokal untuk pengerjaan, Syaiful mengaku sudah lebih dulu memanfaatkan bahan lokal dalam mrngerjakan infrastruktur. Di mana dalam program padat karya BBPJN membeli karet dari masyarakat.

‘’Untuk revitalisasi padat karya, sebelumnya kita ada pembeliaan bahan olah karet  170 ton dan pembelian campuran untuk marka jalan 840 juta. Nanti kita lihat sama-sama kalau ada marka jalan kuning, artinya udah pakai rosin ester atau getah pohon pinus,’’ katanya.

Pemanfaatan bahan baku lokal sendiri tak lain untuk membangkitkan produk lokal di Sumsel. Di mana anggaran harus terserap secara keseluruhan sampai akhir bulan September. Sementara itu, PPK 32 BBPJN Sumsel, Maulana, mengatakan pihaknya menggandeng pihak kecamatan dan desa untuk menginformasikan peluang kerja di program padat karya tunai kepada warga sekitar.

‘’Di Desa Mulia Guna, Kecamatan Teluk Gelam, terdapat warga yang terdampak pandemi, mereka mayoritas pekerja informal dan terkena PHK dari perusahaannya sehingga program ini dapat memberikan penghasilan untuk warga,’’ pungkasnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya