Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Gubernur Sumsel Minta Provider Perluas Jangkauan Sinyal

Dwi Apriani
19/8/2020 11:51
 Gubernur Sumsel Minta Provider Perluas Jangkauan Sinyal
Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru(MI/Dwi Apriani )

GUBERNUR Sumatra Selatan Herman Deru mendorong perusahaan provider yang beroperasi di Sumsel untuk memperluas jaringan ke daerah-daerah terpencil. Hal itu untuk menunjang proses belajar daring yang saat ini sedang dilaksanakan di seluruh daerah di Indonesia termasuk Sumsel.

Dikatakan Deru, secara umum ada 4 permasalahan utama yang dihadapi selama proses belajar daring. Pertama, kepemilikan gadget. Tidak semua warga atau siswa memiliki gadget yang bisa digunakan untuk belajar daring.  Masalah itu bisa diselesaikan dengan membeli secara kredit atau meminjam dari keluarga atau tetangga.

Kedua, pemenuhan biaya untuk membeli kuota data. Dengan belajar daring, orang tua kembali mendapat beban biaya bagi pendidikan anaknya. Di samping pembelian buku, seragam dan peralatan sekolah lainnya. Permasalahan yang dihadapi orang tua di Sumatra Selatan ini sudah mendapatkan solusinya.

"Dana BOS juga saat ini sudah bisa digunakan untuk pembelian kuota anak. Jadi sedikit banyak permasalahan sudah terselesaikan," kata Deru usai menghadiri acara penyerahan bantuan APD dari Telkomsel kepada Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Sumsel di Kantor Gubernur Sumsel, Rabu (19/8).

Permasalahan berikutnya yakni ketersediaan sinyal telekomunikasi. Menurut Deru, tidak semua daerah memiliki akses persinyalan yang cukup baik. Bahkan, ada beberapa daerah masih mengalami blankspot sinyal. Penyediaan sinyal tersebut hanya bisa dipenuhi oleh provider telekomunikasi.

"Masalah sinyal yang bisa membantu hanya provider. Kalau Pemprov bisa membangun booster sinyal, pasti sudah lama kami lakukan. Tapi kan tidak bisa. Makanya kami minta agar provider bisa membantu ini," terangnya.

Deru juga mengeluhkan pola pembangunan tower telekomunikasi di wilayahnya. Ia melihat provider hanya membangun persinyalan di daerah yang sudah ramai pasarnya saja. Kondisi itu tentu saja membuat kondisi persinyalan tidak merata.

"Harusnya bisa disebar. Tidak di kawasan padat saja. Tapi juga di kawasan terpencil atau pinggiran hutan," ungkapnya.

Ia mengungkapkan permasalahan jaringan internet di sejumlah daerah sudah diatasi Pemprov melalui Program Internet Desa yang diluncurkan sejak akhir tahun lalu.

Tetapi, tidak cukup menjangkau seluruh wilayah di Sumsel. Peran perusahaan provider sangat penting dalam pengembangan jaringan telekomunikasi tersebut.

"Saya menargetkan tidak akan ada lagi wilayah blankspot di Sumsel," tegasnya.

Permasalahan keempat dari proses belajar daring adalah proses interaksi antara guru dan murid yang kurang terjalin. Ia berharap provider bisa memberikan bantuan berupa pelatihan terhadap guru untuk membuat proses belajar mengajar lebih interaktif.

"Sehingga, siswa memiliki pengalaman yang sama dengan belajar tatap muka," terangnya.

Sementara itu, Telkomsel memberikan bantuan berupa 770 paket APD kepada Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Sumsel yang secara simbolik diserahkan Manajer Mass Segmen PT Telkomsel Regional Sumbagsel, Dheni Haryanto kepada Gubernur Sumsel Herman Deru.

Manajer Mass Segmen PT Telkomsel Regional Sumbagsel, Dheni Haryanto mengatakan pemberian APD merupakan inisiasi dari perusahaan dalam menyalurkan CSR kepada pejuang kesehatan, yakni dokter, tim medis dan petugas BPBD.

"Sebenarnya sudah beberapa kali dilakukan. Programnya serentak di seluruh Indonesia. Fokusnya ke tim medis," ucapnya.

Untuk permasalahan blankspot, Dheni menjelaskan Telkomsel tengah menggarap persinyalan di kawasan pesisir perairan.

"Terutama di kawasan pesisir timur Sumsel. Itu jadi salah satu target kita. Beberapa kali kita sudah survey," terangnya.

baca juga: Solusi Keren Atasi Kendala Belajar Daring

Daerah pesisir mayoritas berada di kawasan hutan lindung yang tidak boleh dibangun. Untuk membangun tower di kawasan tersebut, harus mendapatkan izin hingga ke Kementerian Kehutanan.

"Masalah lainnya adalah ketersediaan sumber daya listrik. Kebanyakan di wilayah blankspot, listrik masih belum tersedia. Bahkan, untuk di daerah perairan, warga menghasilkan listrik secara mandiri," bebernya.

Namun, secara keseluruhan sistem persinyalan sudah dibangun di setiap ibukota kabupaten/kota, kecamatan hingga kelurahan. Di Sumsel sendiri Telkomsel sudah mengcover sekitar 94 persen wilayah.

Untuk wilayah terpencil, kami mempertimbangkan akses sumber daya listrik dan lainnya. Kalaupun kami harus menyediakan listrik secara mandiri melalui genset, biaya operasionalnya tentu sangat tinggi," pungkasnya. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya