Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
GEMPA berkekuatan 5,5 skala richter (SR) mengguncang wilayah Pulau Buru pada Jumat (7/8) ini sekitar pukul 10.00 WIB. Gempa dengan kedalaman 10 km berada pada 116 km barat daya Buru dan 169 km barat laut Buru Selatan.
Berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buru dan Buru Selatan, warga setempat merasakan getaran itu. Warga Kabupaten Buru merasakan getaran gempa sedang sekitar 2-3 detik, sedangkan warga Kabupaten Buru Selatan sekitar 3-4 detik.
"Pascagempa, Tim Reaksi Cepat (TRC) Buru Selatan masih mengumpulkan informasi terkait dampak gempa," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam keterangan resmi, Jumat (7/8).
Baca juga: Setiap Tahun, Aktivitas Gempa Bumi Meningkat 11 Ribu Kali
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan gempa tidak memicu tsunami. Gempa di sekitar Pulau Buru memiliki kekuatan IV MMI (Modified Mercalli Intensity). Skala MMI merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Adapun skala IV menunjukkan warga yang berada di dalam dan luar rumah merasakan gempa. Serta, gerabah pecah, jendela batu pintu berderik dan dinding berbunyi. Berdasarkan analisis InaRISK, Kabupaten Buru mempunyai potensi bahaya gempa bumi pada kategori sedang hingga tinggi. Cakupan wilayah dengan potensi bahaya sekitar 64.244 hektare.
"Dilihat dari populasi terpapar, sebanyak 86.945 warga berada di wilayah bahaya gempa bumi sedang hingga tinggi," imbuhnya.
Baca juga: Gempa Guncang Papua Nugini, Orang-Orang Berhamburan
Sedangkan Kabupaten Buru Selatan memiliki cakupan wilayah yang lebih luas, dengan potensi bahaya gempa bumi sedang hingga tinggi. Luas bahaya mencapai 84.082 hektare. Adapun populasi terpapar sekitar 33.736 warga.
Warga diimbau selalu waspada terhadap potensi gempa. Apalagi, saat ini masih ada risiko penularan covid-19. Warga harus sadar bahwa ancaman mematikan bukan gempa, melainkan bangunannya. Selain itu, warga perlu mengidentifikasi struktur bangunan tempat tinggal.
"Lakukan bersama anggota keluarga untuk membuat rencana darurat. Seperti, posisi struktur bangunan yang kuat, tempat titik kumpul, akses keluar bangunan paling mudah dan aman," pungkas Raditya.(OL-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved