Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Di Kupang, Matahari Tertutup 72 Persen

Palce Amalo
09/3/2016 10:22
Di Kupang, Matahari Tertutup 72 Persen
(MI/RAMDANI)

RATUSAN orang memadati halaman Masjid Nurul Hidayah di KelurahanKelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur untuk menyaksikan gerhana matahari Rabu (9/3) pagi. Kemunculan gerhana di Nusa Tenggara Timur berkisar 70-80%, namun di Kota Kupang terlihat sampai 72%.

Sesuai pantauan, warga mulai berdatangan ke lokasi tersebut sejak pukul 06.00 Wita. Sesuai prediksi BMKG gerhana muncul pukul 08.27-09.55 Wita.
Namun pada pukul 08.28, langit Kota Kupang tertutup awan yang mengakibatkan kemunculan gerhana mundur sekitar 15 menit.

"Seharusnya gerhana sudah muncul dari pukul 07.28 tetapi terhalang awan. Kita baru menyaksikan gerhana sekitar pukul 07.43 Wita," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG NTT Hasanuddin.

Begitu gerhana muncul warga ramai-ramai mengenakan kacamata gerhana untuk menyaksikan gerhana. Karena persediaan kacamata terbatas, pengamatan gerhana dilakukan bergilir.

Setiap orang diberi kesempatan menyaksikan gerhana menggunakan kacamata antara 1-2 menit. Warga lainnya menyaksikan gerhana dari komputer jinjing dan layar lebar yang diletakan tak jauh dari teropong.

Selama kemunculan gerhana, Hasanuddin terus mengingatkan warga tidak melihat gerhana dengan mata telanjang. Ia juga menjelaskan kemunculan gerhana di daerah lain di Indonesia dan Australia.

"Di Australia, gerhana hanya muncul sekitar 40%, Kupang mendapat berkaH karena gerhana muncul sampai 72%," katanya.

Selain menyaksikan gerhana lewat layar lebar, warga juga membawa mengabadikan gerhana menggunakan ponsel dan kamera. "Gerhana seperti sat ini baru akan muncul lagi 250 tahun mendatang. Kita sangat beruntung menyaksikan gerhana ini," kata Hasanuddin.

Selain itu, peneliti dari Stasiun Geofisika El Tari Kupang melakukan pengamatan pengaruh magnet bumi terkait gerhana matahari di Desa Baumata, Kabupaten Kupang. "Ada peneliti juga meneliti perubahan angin, perubahan cuaca, pasang surut," ujarnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya