Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Stress Bisa Picu Penyakit Kulit pada Dewasa dan Anak

Mediaindonesia.com
19/7/2020 14:05
Stress Bisa Picu Penyakit Kulit pada Dewasa dan Anak
Tempat yang kotor membuat orang mudah terserang berbagai jenis penyakit, terutama penyakit kulit.(Dok.MI)

KONDISI kulit yang memerah, kering dan kulit pecah merupakan tanda penyakit kulit atau eksim (dermatitis atopik). Karenanya, penanganan yang tidak optimal dapat menyebabkan kondisi peradangan kulit.

Ironisnya hal itu biasanya berlangsung lama bahkan bisa bertahun-tahun. Melalui live Instagram spesialis kulit dari Siloam Hospitals Yogyakarta, dr. Ika Fatimah D, M.Sc, Sp.KK., menyatakan setiap pengidap eksim dapat merasakan gejala yang berbeda melalui tingkatan umur.

Baca juga: Warga Satu Kampung di Tasikmalaya Terjangkit Penyakit Kulit

Pada balita, gejala berbentuk kulit bersisik, memerah dan berkerak diarea pipi, tangan kaki juga diareal kepala. Adapun untuk orang dewasa, gejala gatal diareal leher, lutut maupun siku.

"Umumnya, sakit kulit pada balita dipengaruhi oleh dampak detergen kimia dari pakean yang dikenakan. Sedangkan orang dewasa kerap dipengaruhi penurunan imun tubuh diakibatkan gaya hidup maupun stress," tutur dr. Ika Fatimah D, M.Sc, Sp.KK di Yogyakarta.

Masih menurutnya, dermatitis atopik jika tidak segera ditangani akan menyebar keseluruh kulit, gatal memerah dan timbul demam pada tubuh.

"Ya timbul demam dikarenakan kulit menjadi rusak akibat garukan. Solusinya adalah pengobatan termasuk mengatur pola mandi dengan air dingin atau bersuhu normal," ungkap Ika Fatimah.

Di akhir diskusi bertajuk 'Bahaya dan Penanganan Eksim (Dermatitis) Pada Dewasa dan Anak' yang diadakan oleh Siloam Hospitals Yogyakarta, dokter spesialis kulit ini turut mengingatkan agar pengidap dapat melakukan konsultasi melalui layanan telekonsultasi AidoHealth yang telah disediakan pihak Siloam Hospitals Yogyakarta apabila.

"Konsultasi guna mendapatkan periode pengobatan dermatitis bisa dilakukan dengan layanan online. Karena penyakit ini dapat berkorelasi dengan penyakit lainnya, misalnya diabetes melitus," pungkas Ika Fatimah. (Ant/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya