Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
Pemkab Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) telah memetakan wilayah-wilayah yang rawan kekeringan pada musim kemarau sekarang. Setidaknya ada 91 desa yang tersebar di 21 kecamatan terancam krisis air bersih. Oleh karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas telah mengalokasikan dana Rp100 juta atau 900 tangki air bersih.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas Titik Puji Astuti mengungkapkan bhwa pihaknya telah melakukan pemetaan daerah-daerah yang rawan kekeringan atau krisis air bersih pada saat musim kemarau sekarang.
‘’Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya dan pemetaan yang dilaksanakan, ada 91 desa yang tersebar di 21 kecamatan rawan kekeringan,’’jelas Titik pada Kamis (9/7).
Baca juga : Si Peri Terbang Babel Masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik
Menurutnya, alokasi anggaran Rp100 juta tersebut setara dengan penyediaan 4,5 juta liter air bersih. Penyuplaian dilakukan untuk mengatasi kekeringan dan krisis air bersih yang dialami warga.
‘’Sampai sekarang belum ada yang mengajukan permintaan bantuan air bersih. Kemungkinan, suplai air bersih baru akan dilaksanakan mulai September mendatang,’’katanya.
Dijelaskan oleh Titik, saat sekarang di Banyumas masih ada hujan, meski intensitasnya sudah sangat rendah. Sehingga kemungkinan kemarau akan berdampak pada krisis air bersih pada bulan Agustus hingga September mendatang. (OL-2)
BEBERAPA desa di kawasan lereng Gunung Merapi, di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kini mengalami kekeringan
Pemantauan Media Indonesia, Kamis (31/7) hujan masih turun di sejumlah daerah di Jawa Tengah terutama di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, namun dengan intensitas yang menurun.
Mundurnya musim tanam disebabkan adanya revitalisasi atau perbaikan saluran irigasi baik air yang mengalir melalui Saluran Induk Cipelang dan Saluran Induk Sindupraja.
Selain itu, BPBD juga akan membangun tiga sumur bor untuk mengatasi krisis air bersih.
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
“Sampai hari ini belum ada permintaan, meskipun prakiraan musim kemarau sebenarnya sudah dimulai pada dasarian ketiga bulan Mei. Tapi kita siapkan,”
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved