Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
MASYARAKAT Kampung Luwuk dan Lengko Lolok di Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) jangan terlalu girang dengan janji kesejahteraan melalui penyediaan lapangan kerja oleh pabrik semen dan tambang batu gamping beroperasi di wilayah itu.
Baca juga: Bupati Manggarai Timur Apresiasi Petisi Tolak Pabrik Semen
Bupati Manggarai Timur Agas Andreas mengatakan, tak semua warga di dua kampung itu bisa bekerja di pabrik tersebut. Setiap perusahan, kata Agas, tentu memiliki standar dan syarat-syarat dalam menyerap tenaga kerja.
"Kalau kita sudah bangun satu pabrik. Pusatnya adalah pabrik semen. Pasti di luar itu ada tenaga kerja. Salah satunya. Memang tidak semua. Jangan berpikir begini juga. Semua orang Lengko Lolok dan Luwuk harus kerja di situ. Tentu ada standarnya. Ada syaratnya," ujar Agas saat berdialog dengan mahasiswa di kantornya, Kamis (2/7).
Baca juga: Bupati Manggarai Timur Abaikan Dua Kali Panggilan Komnas HAM
Agas mengatakan pihaknya akan meminta pihak perusahan agar persentase pekerja pabrik semen tersebut 70-30. Namun ia tak menjelaskan apakah 70% adalah warga Luwuk dan Lengko Lolok.
"Kita tentu objektif dong. Tidak seluruhnya orang kerja di situ. Tentu ada syaratnya. Memang kita minta. Saya minta kepada perusahan. Nanti kita omong di Amdal. 70-30. Kita harus tuntut mereka," lanjut Agas. (X-15)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved