Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Musim Kering, BMKG Minta Waspadai Karhutla di Bulan Agustus

Dwi Apriani
22/6/2020 12:16
Musim Kering, BMKG Minta Waspadai Karhutla di Bulan Agustus
Sosok Kartini dari Manggala Agni Siaga Mencegah Karthula Srikandi Manggala Agni Gustia Ningsih(MI/Ferdian Ananda Majni)

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palembang memprediksi bulan Agustus 2020 sudah masuk musim kering. Untuk itu, sangat rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan di Sumatra Selatan yang di sejumlah daerahnya merupakan rawa lahan gambut.

Terlebih, Sumatra Selatan merupakan salah satu provinsi yang hampir setiap tahun dilanda karhutla dan timbul bencana asap.

Kepala BMKG Stasiun Kenten Palembang Nuga Putratijo mengatakan semua pihak perlu mewaspadai bulan Agustus karena telah mulai musim kering dan puncaknya kemarau di bulan September.

Nuga mengatakan terdapat perbedaan perubahan musim tahun ini dengan tahun lalu.

"Untuk memprediksi cuaca ini, kita bedakan masing-masing daerah ini dengan zona musim. BMKG membagi Sumsel ada tujuh zona musim, mulai dari Utara sampai Selatan. Dengan awal musim kemarau, secara umum di Sumsel masuk musim kemarau di pertengahan Juni tanggal 11-20 dan akhir Juli tanggal 21-30," ungkapnya, Senin (22/6).

Dijelaskannya, musim kemarau ini terjadi di bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Puncak musim kemarau di Sumsel diperkirakan bulan September tetapi mulai kering di Agustus.

"Kita perlu waspada, karenanya kami sudah sampaikan ini kepada seluruh pihak terkait," ujarnya.

Saat ini, imbuh Nuga, masyarakat patut mensyukuri karena ada gangguan atmosfer hingga menyebabkan curah hujan cukup tinggi di Sumsel.

"Kalau mengacu tahun kemarin bulan Juli ada titik hotspot cukup signifikan. Tetapi saat ini curah hujan tinggi, dengan tingkat kebasahan lahan gambut relatif tidak mudah terbakar," bebernya.

Baca juga: Kucurkan Rp37 Miliar Sumsel Siaga Karhutla

Untuk bulan Oktober akhir sampai November diprediksi terjadi peralihan musim.

"Jadi musim kemarau 2020 sedikit lebih basah dibanding tahun lalu. Artinya turun hujan cukup signifikan. Mudah-mudahan tahun ini tidak separah tahun kemarin," tukasnya.

Sementara itu, Pemprov Sumsel telah menyiapkan anggaran Rp37 miliar untuk mencegah dan menangani karhutla di 10 kabupaten kota di Sumsel. Adapun anggaran sebesar Rp37 miliar akan diperuntukkan bagi daerah-daerah di Sumsel yang rawan Karhutla di antaranya Kabupaten OKI Rp6 miliar, Ogan Ilir Rp5 miliar, Muba Rp5 miliar, Banyuasin Rp5 miliar dan Kabupaten Muara Enim Rp5 miliar. Kemudian Kabupaten Pali Rp5 miliar, Musi Rawas Rp1 miliar, Musi Rawas Utara Rp1 miliar, OKU Rp2 miliar, OKU Timur Rp2 miliar.

"Kita petakan tahun ini ada 10 daerah rawan karhutla di Sumsel. Ini berdasar pengalaman tahun lalu, di mana terdapat banyak titik panas di 10 daerah ini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Iriansyah.

Selain dari upaya dari pemerintah, pihaknya pun akan berkoordinasi dengan sejumlah perusahaan dalam melakukan pencegahan ataupun pemadaman di wilayah terdekat jika tiba-tiba terjadi kebakaran.

"Peran perusahaan juga sangat dibutuhkan karena jika terjadi kebakaran tentu akan membahayakan daerah konsesi mereka sendiri," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya