Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SEJUMLAH pondok pesantren di Jawa Tengah sudah membuka dan menerima kembali para santri setelah ditutup karena wabah covid-19. Ponpes-ponpes dibuka saat pemerintah daerah mulai melakukan pelonggaran dan menuju kenormalan baru. Termasuk Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen ikut melepas 225 santri asal Jawa Tengah di halaman Masjid Agung Jawa Tengah Jumat (19/6), untuk kembali belajar di Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur
"Hari ini setelah menjalani setelah menjalani test rapid dan dinyatakan sehat, 225 santri dari Kabupaten Pati, Semarang, Kendal, Demak dan sekitarnya kita berangkatkan untuk kembali ke pondok pesantren," kata Taj Yasin Maimoen.
Sebelum berangkat para santri telah mengantongi surat hasil test rapid dari puskesmas di daerah masing-masing, kemudian pemerintah provinsi berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, dan Gugus Tugas Covid-19 kabupaten dan kota yang dilanjutkan dikeluarkan manifes perjalanan.
"Sopir dan kru bus yang membawa mereka juga telah diperiksa kesehatannya dan ikut rapid test," imbuhnya.
Dukungan untuk mengembalikan para santri ke ponpes untuk belajar agama juga dilakukan oleh Pemkab Kendal, dengan menyediakan 15.000 alat rapid test untuk covid-19 secara gratis kepada santri yang hendak mencari surat keterangan sehat.
"Jumlah alat rapid test itu disediakan dengan data santri yang tercatat di Kendal, sehingga mereka yang kembali menuntut ilmu ke pondok pesantren dimana pun sudah terbebas dari covid-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Kendal, Ferinando Rad Bonay.
Meskipun sejumlah pondok pesantren sudah dibuka, ada juga wilayah yang belum mengizinkan pembukaan pesantren. Seperti dilakukan Pemkab Pati masih menutup akses pendidikan di ponpes. Bupati Pati Haryanto telah mengeluarkan keputusan menunda pembukaan pondok pesantren di daerahnya, dan belum diperbolehkan menerima santri untuk tinggal di asrama.
baca juga: Kemenag Keluarkan Panduan Pendidikan Keagamaan Selama Pandemi
Meskipun belum ada izin menerima kembali santri dan aktif kegiatan belajar, namun ada pesantren yang tetap menerima santri. Seperti di Pesantren Mathaliul Huda Al Kautsar di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati telah menerima santri. Pimpinan pesantren, KH Muhammad Niam Sutaman mengatakan meskipun telah menerima kembali para santri, namun tetap diberlakukan protokol kesehatan ketat.
"Untuk tahap pertama ini hanya santri dari Pati berjumlah sekitar 100 orang, sedang dari daerah luar belum diperbolehkan. Dari total 1.500 santri, yang tinggal di asrama ada 900 orang. Mereka yang kembali harus membawa surat hasil rapid test dan menjalani isolasi 14 hari di ponpes sesuai protokol kesehatan," kata Niam. (OL-3)
PW RMI-NU Jakarta dan PAM Jaya Siapkan MoU Penyediaan Air Langsung Minum di Pesantren
MAJELIS Masyayikh menyelenggarakan Uji Publik Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal (SPMI–SPME) untuk Pendidikan Pesantren Jalur Nonformal
Penanaman jagung awal di ponpes tersebut di atas lahan sekitar satu hektare. Sementara benih ikan yang ditaburkan adalah nila sebanyak tiga ribu ekor.
DIREKTORAT Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk pertama kalinya menggelar Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) tingkat Internasional.
Kemenag menyebut program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menyasar siswa dan santri bisa melengkapi kebutuhan pemeriksaan kesehatan di pesantren.
Untuk bisa mengakses peluang beasiswa kampus-kampus internasional di luar negeri dan dalam negeri, menurut Kyai Imjaz, bahasa Inggris menjadi kunci yang wajib dimiliki.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
UPAYA pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang bisa menimbulkan pandemi.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tim akademisi dari DRRC UI merilis buku yang membahas tentang risiko dari biological hazard dapat memberi pengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat global.
Epidemiolog Masdalina Pane menjelaskan belum ada sinyal bahwa virus HKU5-CoV-2 menyebabkan wabah atau pandemi baru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved