Pendapatan Ritel dan Jasa Transportasi di Tasikmalaya Anjlok

Adi Kristiadi
18/6/2020 20:15
Pendapatan Ritel dan Jasa Transportasi di Tasikmalaya Anjlok
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan pada masa pandemi COVID-19 omzet penjualan peretail hilang 85%- 90%.(Antara)

PEMBERLAKUAN pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat berimbas pada bidang industri dan jasa transportasi hingga usaha ritel di sana. Sepinya kunjungan wisatawan membuat pendapatan mereka turun hingga 70%.

Dampak ikutannya,  para pengusaha ritel membemberlakukan efisiensi beban operasional perusahaan termasuk perampingan sejumlah pegawai. Sebab banyak barang menumpuk di gudang karena sepinya pembeli.

General Manager Asia Toserba Martin mengakui, penurunan penjualan di bidang ritel terjadi seiring menurunnya pendapatan sebagian kelompok masyarakat selama pandemi Covid-19. Belum lagi himbauan tinggal di rumah saja.

"Selama Pandemi Covid -19, masyarakat hanya terpusat pada bahan pokok dan alat kebersihan. Namun, sektor kebutuhan lain seperti pakaian hingga barang elektronik sepi pembeli termasuk berbagai prodak tidak terjual sampai terjadinya penumpukan di gudang," kata Martin, Kamis (18/6/2020).

Martin mengatakan, untuk pembatasan waktu operasional pusat pembelanjaan yang telah dilakukan pemerintah membuat kunjungan konsumen juga menjadi terbatas. Momentum lebaran pada bulan Mei lalu  yang biasanya masa panen bagi  usaha ritel tidak bisa dioptimalkan. Karena adanya PSBB sehingga membuat pendapatan usaha ritel anjlok.

"Dalam kondisi seperti ini kami terus berupaya agar usaha masih bisa bertahan. Seperti penjualan secara online, memberikan promo dan pemotongan harga dengan skala besar. Namun belum mendongkrak penjualan," ujarnya.

Kedepan, jelas dia, pengusaha ritel juga tetap buka dengan penerapan protokol kesehatan mencegah penyebaran covid. Seperti menerapkan pembatasan jarak, pemeriksaan suhu tubuh, mewajibkan pengunjung yang datang menggunakan masker.
 
"Kami berharap wabah covid segera berakhir. Bisa beraktivitas normal sehingga masyarakat ada pendapatannya dan usaha kami bisa berjalan lagi," paparnya. (OL-13)

Baca Juga: NU dan Muhammadiyah Tolak Peleburan Pendidikan Agama Dengan PKN

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya