Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Lonjakan Kasus Covid-19 Berpotensi Terjadi di Jawa Barat

Bayu Anggoro
30/5/2020 00:10
Lonjakan Kasus Covid-19 Berpotensi Terjadi di Jawa Barat
Ilustrasi(DOK MI)

POTENSI kasus positif virus korona (Covid-19) di Jawa Barat dimungkinkan melonjak dalam satu bulan ke depan. Hal ini terjadi seiringakan semakin gencarnya pengetesan terhadap masyarakat.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mengatakan, saat ini pengetesan Covid-19 sudah dilakukan terhadap 150 ribu penduduk Jawa Barat, baik menggunakan rapid test maupun swab test. Dari jumlah tersebut, berdasarkan angka terakhir dari Gugus Tugas Covid-19 Jawa Barat, Jumat (29/5)  pukul 18.30, terdapat 2.211 kasus positif, 49.387 ODP, 8.209 PDP dengan angka kematian sebanyak 142, dan sembuh 592.

Dalam satu bulan ke depan, jelas Emil, Pemprov Jabar akan menambah alat tes covid-19. Ini seiring dengan segera rampungnya pembuatan rapid tes dan mesin pendeteksi spesimen yang dibuat oleh sejumlah perguruan tinggi di Jawa Barat seperti Unpad.

Emil menargetkan sedikitnya terdapat 300 ribu warga Jawa Barat yang akan di tes Covid-19. Karena itu, kata dia, masifnya pengetesan ini  berpotensi meningkatkan jumlah kasus positif di wilayahnya.

"Jangan kaget ada angka-angka kurang baik. Jangan kaget nanti PSBB diketatkan lagi," ujar Emil.

Dia pun mengingatkan pemerintah daerah dan masyarakat agar tidak terlena dengan diberlakukannya pola hidup normal baru di 15 kabupaten/kota. "Jangan senang dulu. Perbatasan harus dijaga, disiplin harus tetap ditingkatkan," katanya.

Emil memastikan terdapat 15 kabupaten/kota di wilayahnya yang siap menjalani pola hidup normal baru (new normal) pada pandemi virus korona. Ke-15 daerah itu seperti Kabupaten Bandung Barat, Ciamis, Cianjur, Cirebon, Garut, Kuningan, Majalengka, Pangandaran, Tasikmalaya, Kota Banjar, Tasikmalaya, dan Cirebon.

Dengan berlakunya pola hidup normal baru yang akan dimulai pada 1 Juni mendatang, aktivitas masyarakat terutama menyangkut peribadatan, perekonomian, dan sebagian kecil pariwisata akan kembali diperbolehkan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. "Kami menyebutnya adaptasi kebiasaan baru (AKB)," ucap Emil. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya