Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
SELURUH kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) diminta menyiapkan gedung karantina khusus bagi pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan pulang awal pada Juni 2020. Kepala Biro Humas Setda NTT Marius Jelamu mengatakan karantina dilakukan secara terpusat di masing-masing ibu kota kabupaten/kota selama 14 hari.
Keputusan itu dicapai dalam rapat virtual antara Gubernur NTT Viktor Laiskodat bersama bupati dan wali kota se-NTT, Selasa (26/5). "Karantina terpusat dilakukan agar kesehatan mereka dikontrol dengan baik," kata Marius Jelamu.
Saat in, Pemprov NTT belum memilili data valid jumlah PMI yang akan pulang. Namun diperkirakan jumlahnya mencapai 5.000 orang. Karena jumlah yang banyak, rencana karantina terpusat di Kota Kupang ditiadakan dan diganti dengan karantina di ibu kota kabupaten/kota.
Nantinya, jelas Marius Jelamu, lokasi karantina juga akan ditempati warga yang masuk ke NTT dari daerah zona merah. Seluruh PMI tersebut juga tetap menjalani pemeriksaan kesehatan di bandara maupun pelabuhan sebelum dibawa ke tempat karantina.
Adapun pemulangan PMI dijadwalkan melalui beberapa bandara yakni Bandara El Tari Kupang untuk pekerja migran yang berasal dari Kabupaten di Pulau Timor, Rote, dan Sabu Raijua. Bandara Tambolaka di Sumba Barat Daya untuk PMI asal Pulau Sumba, Bandara Komodo di Manggarai Barat dan Bandara Frans Seda di Kabupaten Sikka untuk PMI asal Flores. (R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved