Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

2 500 Perantau Asal Kendal tidak Mudik

Akhmad Safuan
17/5/2020 08:30
2 500 Perantau Asal Kendal tidak Mudik
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau lokasi karantina bagi warga yang mudik di Kendal.(Mi/Haryanto)

SEBANYAK 2.500 perantau asal Kabupaten Kendal, Jawa Tengah memilih tidak mudik Lebaran tahun ini, demi melindungi keluarga dan mencegah penularan covid-19.

Suasana di Kabupaten Kendal menjelang Lebaran tahun ini tampak berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain warga menaati pemerintah untuk melakukan protokol covid-19, juga karena ribuan perantau yang biasanya meramaikan suasana desa-desa di daerah ini tidak pulang kampung.

Gelombang ribuan pemudik asal Kendal menjelang Lebaran biasanya sudah berdatangan menggunakan berbagai moda transpotasi seperti kendaraan pribadi, bus umum, kereta api, kapal, dan pesawat terbang. Namun, sekarang ini tidak terlihat arus kedatangan mereka.

Baca juga: Babinsa Ini Sisihkan Tunjangan untuk Bantu Warga Kurang Mampu

Ribuan pekerja formal maupun informal di rantau pada Lebaran ini memutuskan tidak mudik, karena mereka menyadari bahaya covid-19 yang dapat mengancam keselamatan keluarga dan warga lain jika mereka nekat pulang kampung.

Maryani, 58, di Kangkung, Kendal yang tiga anaknya bekerja di pabrik di Tanggerang mengatakan tahun ini dipastikan suasana Lebaran akan berbeda, karena dari lima anaknya hanya dua yang dapat berkumpul.

"Dua anak dan keluarga masing-masing yang datang, karena mereka tinggal di Srmarang dan Kendal saja," ujarnya.

"Sudah dipastikan 50% dari 5.000 perantau asal Kendal tidak mudik tahun ini, mereka tetap bertahan di perantauan untuk mencegah penularan covid-19," kata Sekretaris Barisan Anak Rantau (Barak) 1605 Tomy Prastiyo Ariyanto.

Sebanyak 2.500 perantau asal Kabupaten Kendal yang tergabung dalam Barak 1605, kata Tomy, telah memutuskan tidak mudik pada Lebaran
ini. Namun, sebagian sudah pulang kampung sebelum pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah di
Indonesia.

Para perantau yang sudah pulang kampung, lanjut Tomy, tetap mengikuti protokol covid-19 yakni melakukan karantina dan pemeriksaan kesehatan, karena mereka sadar dan tidak ingin ada penularan covid-19 ke keluarga dan warga lain.

Ditanya tentang bantuan jaring sosial dan kompensasi, Tomy mengatakan seluruh perantau yang tidak mudik pada Lebaran ini sudah mendapatkan dari Bupati Kendal dan Gubernur Jawa Tengah, sehingga mereka semakin mantab bertahan tidak mudik.

"Bahkan, kami yang sudah pulang kampung berusaha membantu warga Kendal lainnya, seperti dalam kegiatan ini kami bagikan puluhan ribu masker secara gratis," ungkapnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya