Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PEMBATASAN sosial berskala besar (PSBB) telah dilaksakan di sejumlah daerah. Namun, sebagian belum optimal sebagai upaya menekan penyebaran virus korona baru atau covid-19 karena petugas tidak tegas terhadap pelanggar.
Dalam pelaksanaan PSBB di Sumatra Barat (Sumbar) sejak 22 April, hingga kemarin aliran orang yang datang ke Sumbar melalui pos perbatasan Sumbar-Riau belum berkurang. Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar Nasrul Abit yang memantau PSBB di pos yang terletak Desa Tanjung Balik, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, menyaksikan petugas masih terlalu banyak memberikan kelonggaran.
“Pelaksanaan PSBB untuk mempercepat upaya memutus penyebaran covid-19. Pengawasan di pintu masuk merupakan hal penting dalam antisipasi penyebaran covid-19, terutama bagi penumpang dari daerah pandemi covid-19,” ujar Nasrul Abit.
Kenyataannya, lanjut wagub, ia masih melihat dua bus sarat penumpang dari Malaysia diizinkan melintas oleh petugas di pos tersebut. Sebanyak 97 penumpang itu akan menyebar ke berbagai daerah di Sumbar. “Seharusnya penumpang bus diturunkan separuh sesuai aturan PSBB. Namun, kesiapan petugas dan sarana tenda belum ada,” ujarnya.
Ia juga meminta petugas pemantau di pelosok Sumbar untuk lebih ketat memantau orang-orang yang baru masuk ke daerah masing-masing.
PSBB juga mulai diberlakukan di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kemarin. Namun, jalan-jalan dan pasar di kota itu tetap ramai seperti hari biasa sebelum penerapan PSBB.
Sebagian besar warga keluar dari rumah untuk berbelanja keperluan sehari-hari dan makanan untuk berbuka puasa. Kondisi itu bertolak belakang dengan kebijakan PSBB yang ditetapkan pemkot setempat.
Di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin, PSBB mulai diberlakukan berbarengan dengan berlakunya Peraturan Kementerian Perhubungan (Permenhub) Nomor 25 Tahun 2020 tanggal 23 April 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 H dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19.
Sementara itu, Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, yang hingga kini belum menerapkan PSBB memilih upaya jogo tonggo untuk menahan laju penyebaran covid-19 di wilayahnya. Gerakan yang dilakukan di tiap-tiap RW itu bakal mendapat dukungan dari 48 tim patroli gabungan di pos pantau jogo tonggo.
Jogo tonggo merupakan gerakan mengoptimalkan pemantauan di tingkat RW hingga menjamin ketersediaan pangan selama masa pandemi. Seluruh tingkat RW harus saling menjaga tetangga lingkungan wilayah masing-masing. Siapa yang keluar dan masuk harus diawasi.
Pemerintah Provinsi Maluku Utara juga terus berupaya menekan peyebaran virus korona baru dengan menutup seluruh pintu masuk dari luar Maluku Utara. Kebijakan diambil peyebaran virus tersebut teus meningkat.
Mulai lengang
Aktivitas di Pasar Panorama Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, kemarin, mulai lengang. Kondisi itu berbeda dengan sehari sebelumnya, Kamis (23/4), yang padat pengunjung. Bahkan, ketika itu Bupati Aa Umbara Sutisna mengancam menutup total seluruh pasar karena pengunjung dan pedagang tidak mematuhi aturan PSBB yang diberlakukan. (DY/LN/HT/HI/DG/FL/AS/JS/N-1)
Presiden Joko Widodo mengaku bingung dengan banyaknya istilah dalam penangan covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Demi membantu UMKM untuk bangkit kembali, influencer Bernard Huang membuat gerakan yang diberi nama PSBB atau Peduli Sesama Bareng Bernard dii Kota Batam.
Kebijakan itu juga harus disertai penegakan hukum yang tidak tebang pilih, penindakan tegas kepada para penyebar hoaks, dan jaminan sosial bagi warga terdampak.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.155 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 6.934 positif dan 13.221 negatif.
Untuk menertibkan masyarakat, tidak cukup hanya dengan imbauan. Namun harus dibarengi juga dengan kebijakan yang tegas dalam membatasi kegiatan dan pergerakan masyarakat di lapangan.
Epidemiolog UI dr.Iwan Ariawan,MSPH, mengungkapkan, untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia, sebenarnya dibutuhkan PSBB seperti tahun 2020 lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved