Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Tarian Jaranan Buto Banyuwangi Digemari Milenial

Usman Afandi
09/3/2020 13:40
Tarian Jaranan Buto Banyuwangi Digemari Milenial
Tari Jaranan Buto(Antara)

Ratusan anak-anak milenial Banyuwangi, Jawa Timur melakukan flasmob tarian Jaranan Buto di Lapangan Kradenan, Purwoharjo, Minggu (8/3/2020). Anak-anak yang masih duduk di bangku SD hingga SMA itu menarikan Jaranan Buto dengan apik.

Tak seperti kebanyakan tari Jaranan Buto pada umumnya, banyak improvisasi yang dilakukan dari sisi koreografi. Begitu pula pada sisi musikalisasi yang mendapat sentuhan pop guna mendukung alur cerita yang ditampilkan agar bernunsa kekinian.

Baca juga: 2019, Kunjungan Wisatawan ke Banyuwangi Capai 5,4 Juta

Guyuran hujan yang jatuh sepanjang pertunjukan tak menyurutkan para penari. Air langit tersebut seolah memberi energi lebih bagi mereka untuk memainkan cemeti yang menjadi ciri khas tari tersebut. Efek cipratan air menambah dramatis penampilan mereka.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang turut menyaksikan flasmob tersebut mengaku bangga dengan para milenial Banyuwangi yang tetap memiliki minat yang tinggi terhadap budaya.

"Di tengah banyak daerah yang sedang krisis para pelestari budaya, justru di Banyuwangi ini proses regenerasi pelaku kesenian berjalan dengan cukup baik," ungkapnya.

Pelestarian budaya, imbuh Anas, tak hanya sekadar menggelar event budaya. Namun memastikan proses regenerasi menjadi hal penting. "Anak kita jangan hanya disibukkan dengan gadget. Mereka juga perlu untuk dikenalkan tradisi dan budayanya sendiri," tegas Anas.

Jaranan Buto merupakan salah satu kesenian asli Banyuwangi. Tari ini pertama kali dikembangkan pada 1963 oleh Setro Asnawi. Seniman kelahiran Trenggalek pada 1940 itu, pindah ke Banyuwangi pada dekade 60-an awal. Atas interaksinya dengan sejumlah kesenian di daerah asalnya dan hasil dialog dengan budaya di tempat rantaunya, lahirlah Jaranan Buto.

"Tari ini menggambarkan simbol-simbol yang saya lihat saat awal-awal datang ke Banyuwangi. Mulai kisah Minakjinggo, Kebo Mencuet hingga patung-patung macan yang banyak dijumpai di Banyuwangi," terang sesepuh yang lama tinggal di Desa Kebondalem.

Dari yang awalnya begitu sederhana, seiring perkembangan zaman, tari Jaranan Buto terus berkembang. Mulai dari musik pengiring, seragam hingga koreografi.

"Saya bangga tari ini kini banyak ditarikan oleh generasi muda. Tidak hanya di Banyuwangi saja. Bahkan di berbagai daerah di Jawa Timur," pungkasnya. (OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik