Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
RUAS jalan utama menuju ke wilayah selatan Cianjur, Jawa Barat, di wilayah Kecamatan Cibeber, tertutup material tanah longsor, Rabu (4/3) petang. Meskipun saat ini sudah bisa dilalui kendaraan, proses evakuasi material tanah longsor masih terus berlangsung. Camat Cibeber, Ali Akbar mengatakan terdapat dua titik lokasi yang tertimbun tanah longsor bersamaan curah hujan tinggi sejak Rabu (4/3) petang. Titik cukup parah berada di Kampung Sarogol Desa Selagedang.
"Sejak pukul 09.00 WIB alhamdulillah jalur sudah bisa kembali dilalui kendaraan. Proses evakuasi masih dilakukan. Kami imbau pengendara waspada dan hati-hati karena jalanan masih licin," kata Ali kepada Media Indonesia, Kamis (5/3).
Ruas jalan yang tertutup tanah longsor lebih kurang sekitar 10 meter. Proses evakuasi menggunakan dua alat berat bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Cianjur.
"Tidak ada permukiman warga yang terimbas. Tidak ada juga rumah warga yang tertimbun. Hanya arus lalu lintas kendaraan saja yang tersendat," ucapnya.
Ali mengatakan wilayah tersebut memang jadi langganan tanah longsor setiap kali hujan deras. Sampai saat ini personel gabungan masih siaga di lokasi.
"Selain untuk membersihkan sisa material tanah longsor, juga antisipasi seandainya terjadi longsor susulan," tuturnya.
Ali menyebutkan selain Selagedang, terdapat enam desa lain yang diwaspadai rawan bencana hidrometeorologi, terutama tanah longsor. Keenam wilayah itu yakni Desa Kanoman, Desa Cibokor, Desa Girimulya, Desa Karangnunggal, Desa Sukamanah, dan Desa Cisalak. Bahkan mengawali peralihan musim dari kemarau ke hujan, di Desa Kanoman sempat terjadi tanah longsor hingga mengakibatkan dua orang warga yang merupakan pasangan suami-istri meninggal dunia belum lama ini.
"Kondisi geografis di tujuh desa ini kami waspadai rentan berpotensi rawan longsor," terang Ali.
Ali mengaku terus mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi kerawanan kebencanaan. Satu di antaranya bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia maupun dengan elemen organisasi taktis lainnya.
"Kita juga lakukan penanaman pohon pada beberapa titik yang rawan longsor," tuturnya.
Selain tanah longsor, kata Ali, bencana lain yang diwaspadai berpotensi terjadi saat ini adalah intensitas curah hujan tinggi banjir bandang. Pasalnya, di wilayah tersebut terdapat aliran Sungai Cikondang yang notabene merupakan sumber air bagi masyarakat Kecamatan Cibeber.
"Wilayah yang rawan terimbas potensi banjir bandang dari Sungai Cikondang yakni Desa Cipetir, Desa Cikondang, Desa Cisalak, dan Desa Cihaur," terangnya.
baca juga: Hari ke-15, Banjir Masih Menggenangi Kota Pekalongan
Banjir bandang di aliran Sungai Cikondang, menurut Ali merupakan siklus tahunan. Karena itu, perlu ada peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi berbagai potensi bencana.
"Kami juga sudah imbau masyarakat agar selalu waspada dengan potensi bencana," pungkasnya. (OL-3)
Tidak ada korban jiwa, tapi jalan penghubung antar Kecamatan tertutup materil tanah longsor dan pohon tumbang
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana di pekan kedua bulan Agustus 2025. Data tersebut dihimpun pada periode 11 hingga 12 Agustus 2025
Peristiwa tanah longsor tersebut terjadi sekitar pukul 19.45 WIB, Rabu malam. Kedua korban pada saat kejadian sedang bermain tenda-tendaan bersama dua anak lainnya.
Ribuan jalan dan bangunan telah rusak dan terendam oleh banjir yang deras di Korea Selatan, dengan laporan kerusakan lahan pertanian dan kematian ternak yang meluas.
Dua orang pekerja bangunan tertimbun longsor saat sedang menggali fondasi rumah di kawasan Padasuka, Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat, Jumat (18/7) malam.
Dinas PUPR Depok bersama warga telah melakukan upaya penanganan darurat sementara di beberapa titik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved