Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PASIEN terduga virus korona yang sempat dirawat dan diobservasi di RS Dokter Hafiz (RSDH) Cianjur, Jawa Barat, meninggal dunia, Selasa (3/3) sekitar pukul 04.20 WIB. Kondisi kesehatannya terus menurun sebelum sempat dirujuk ke RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Informasi yang dihimpun, pasien laki-laki berinisial D, 50, itu tercatat sebagai warga Bekasi. Kabarnya ia baru pulang dari Malaysia. Namun sepulangnya dari negara jiran, pasien tersebut mengalami batuk dan demam.
Sempat dirawat di RS Mitra Keluarga Bekasi. Pada 26 Februari pasien pulang ke rumahnya meskipun belum dinyatakan sembuh. Pada 29 Februari, pasien berkunjung ke saudaranya di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur sekalian berobat alternatif.
Pada Minggu (1/3), pasien yang bersangkutan mengalami sesak napas berat. Ia dibawa ke RSDH Cianjur. Pada Senin (2/3), hasil pemeriksaan, pasien menunjukkan gejala-gejala seperti terpapar virus korona. Pada Selasa (3/3) pagi, pasien akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
"Tadinya pasien yang bersangkutan akan dirujuk ke RSHS Bandung. Tapi dari pemantauan, kondisinya terus menurun. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya tak jadi dirujuk," terang Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal, kepada wartawan di RSDH Cianjur, Selasa (3/3).
Saat ini jenazah pasien tersebut sudah dibawa pihak keluarga ke Bekasi. Dinas Kesehatan pun melakukan survei epideminologi dengan menyasar keluarga yang disinggahi pasien di Kecamatan Ciranjang.
"Saat itu status pasien dalam tahap pengawasan. Meninggal dunianya juga karena ada penyakit penyerta lain yang memperberat kondisinya," tuturnya.
Yusman menegaskan, pasien tersebut belum ditetapkan positif terjangkit virus korona alias Covid-19. Sedang ditelusuri juga kontak terakhir pasien.
"Kami sudah telusuri keluarganya di Ciranjang yang jadi tempat singgah pasien selama berada di Cianjur. Kami tegaskan, kasus ini belum dinyatakan positif. Kami imbau masyarakat jangan panik," jelas dia.
Yusman mengimbau masyarakat selalu mengimplementasikan pola hidup bersih dan sehat (PBHS). Termasuk mengantisipasi dengan mengonsumsi makanan bergizi serta selalu menggunakan masker.
Dalam kesempatan terpisah, pemerintah memastikan warga Bekasi itu meninggal dunia bukan karena virus korona.
Baca juga: Pemerintah: Warga Bekasi Meninggal di Cianjur bukan karena Korona (X-15)
Hingga saat ini PCR diagnostic test yang telah lulus uji validasi berjumlah 250 kit dari target 50 ribu kit pada akhir Mei
Peneliti menaksir 1 menit berbicara keras menghasilkan lebih dari 1.000 droplet mengandung virus yang akan tetap mengudara selama 8 menit atau lebih dalam ruang tertutup.
Situasi ini memiliki dua konsekuensi pada individu, yakni insomnia atau kantuk berlebihan. Keduanya menyebabkan kerugian fungsional
Di tiap-tiap negara, emisi turun rata-rata 26% saat puncak pembatasan wilayah di negara masing-masing. Namun, itu bersifat sementara karena tidak mencerminkan perubahan struktural
Vitamin K adalah kunci untuk produksi protein yang mengatur pembekuan dan dapat melindungi terhadap penyakit paru-paru.
Tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan oleh serangga pengisap darah yang menyebarkan demam berdarah dan penyakit lain ketika menggigit manusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved