Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Universitas Brawijaya Buka Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas

Bagus Suryo
27/2/2020 20:29
Universitas Brawijaya Buka Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas
Ilustrasi : tunanetra.(ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

UNIVERSITAS Brawijaya (UB), Kota Malang, Jawa Timur, menyediakan 20 kuota bagi siswa difabel yang ingin kuliah di UB melalui jalur Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD).

Ketua Pusat Studi Layanan Disabilitas (PSLD) UB Zubaidah Ningsih kepada wartawan, Kamis (27/2), mengatakan kebijakan bagi disabilitas itu sudah dimulai pada 2012. Semula program itu bernama seleksi program khusus penyandang disabilitas, kini menjadi seleksi mandiri penyandang disabilitas. "Sebelumnya kami memperkenalkan program ini ke sekolah-sekolah dan menyebar brosur. Sekarang, sudah dikenal, sehingga hanya tinggal mengumumkan di website UB," katanya.

Seleksi ini memberikan kesempatan bagi penyandang disbilitas untuk mengakses program studi di perguruan tinggi melalui tahapan seleksi, yaitu tes administrasi, tes kemampuan akademik, simulasi perkuliahan dan wawancara. Berkaitan dengan hal itu, UB menyediakan berbagai macam fasilitas pendukung pembelajaran inklusi, yakni juru bahasa isyarat untuk siswa tuna rungu, alat bantu dengar hingga pendamping atau volunter yang mendampingi para difabel selama berada di kampus. "Para difabel mengikuti seleksi selayaknya mahasiswa lainnya. Saat tes dipandu volunteer yang mendampingi sampai kuliah. Pendamping itu dari kakak tingkat mereka," imbuhnya.

Selama kuliah, lanjutnya, penyandang disabilitas di kelas yang sama dengan mahasiswa reguler lainnya karena UB menerapkan kuliah inklusi. Para difabel itu didampingi volunteer sampai lulus. Sedangkan dosennya diberikan pelatihan khusus kelas inklusi. "Mahasiswa difabel itu kelasnya sama, kelas inklusi. Kuliah, ujian, penilaian dan kompetensinya sama dan merata dengan mahasiswa lainnya," tuturnya.

Sejauh ini UB merupakan kampus ramah bagi difabel. Bahkan, PSLD UB meraih penghargaan internasional atas kebijakan inovatif terkait kuota dan seleksi mandiri penyandang disabilitas. Penghargaan internasional itu diberikan pada saat konferensi zero project di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Vienna, Austria pada 19 Februari 2020.

Di kampus setempat, seluruh ruangan kuliah didesain ramah bagi penyandang disabilitas. Jalan, trotoar bisa dilewati kursi roda, pintu kelas cukup besar dan bisa memutar. Setiap tangga ada pegangannya di sisi kanan dana kiri.

Buku ajar braille sudah didigitalisasi dari teks menjadi suara sehingga berupa audio book. Inovasi untuk difabel di kuliah memanfaatkan software audio. Piranti lunak itu sejalan dengan keahlian para dosen dalam menyiapkan bahan ajar, menyampaikan materi kuliah sampai menguji mahasiswa difabel. "Dosennya diajari menyiapkan bahan ajar dan cara menguji. Bagaimana teknik menyampaikan materi itu dimulai dari bahasa yang simpel. Harapannya semua anak bisa memiliki inti dari kuliah," pungkasnya.

Total mahasiswa difabel yang masih kuliah di UB sebanyak 100 orang, adapun alumni sebanyak 50 orang. Pihaknya sekarang melakukan evaluasi atas program yang sudah diterapkan tersebut dengan menghubungi para alumni, mereka sudah bekerja di mana saja, termasuk meminta info para pemberi kerja atas kinerja para difabel lulusan UB tersebut. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya