15 Ha Tanah di Batang Ambles, Ganjar Kirim Tim Ahli

Akhmad Safuan
23/2/2020 17:42
15 Ha Tanah di Batang Ambles, Ganjar Kirim Tim Ahli
Tanah ambles(ANTARA)

BENCANA tanah ambles terjadi di Desa Jolosekti, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, lahan ambles seluas 15 hektare (ha) dengan kedalaman mencapai 50 centineter tersebut merusak jalan penghubung antara Desa Jolosekti hingga Desa Manggis.

Pemantauan Media Indonesia Minggu (23/2) ratusan warga Desa Jolosekti, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, resah karena lahan seluas 15 ha di desanya mengalami ambles hingga kedalaman mencapai 50 cm. Bahkan amblesnya tanah di desa itu membentuk seperti patahan memanjang merusak jalan penghubung antar desa.

Bahkan akibat amblesnya tanah di desa itu, ratusan keluarga harus terisolasi karena jalan penghubung antar desa mengalami kerusakan yakni antara Desa Jolosekti hingga Desa Manggis. ''Kami khawatir desa ini tiba-tiba ambles hingga warga menjadi korban, terutama saat malam warga tertidur,'' kata Haryono, 34, seorang warga.

Bupati Batang Wihaji mengatakan amblesnya lahan sekitar 15 ha dengan kedalaman mencapai 50 cm itu, menurut ahli, diduga sebagai sesar
minor, Karena beberapa wilayah memang terdapat patahan sehingga tanpa hujan terjadi ambles akibat pengaruh tektonik.

''Kita turunkan tim pemantauan dan penelitian mendalam untuk mengantisipasi jatuhnya korban. Jika terjadi sesuatu kita bersiap untuk mengevakuasi warga,'' ujar Wihaji.

Secara terpisah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, akan mengirimkam ahli geologi dan BMKG untuk meneliti peristiwa patahan tanah di Desa Jolosekti, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang tersebut karena luas patahan tanah tersebut cukup luas mencapai 15 ha.

''Di Jawa Tengah memang rawan bencana mulai dari tanah amblas, micro sesar dan lainnya dan bencana tersebut berpotensi di banyak tempat,'' kata Ganjar Pranowo.

Pada kasus amblasnya tanah di Desa Jolosekti Batang, lanjut Ganjar, cukup luas capai 15 ha maka akan dibantu lakukan pemeriksaan dan penelitian dengan mendatangkan tim ahli Geologi dan BMKG. ''Dengan datangnya tim ahli itu maka dapat diantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi,'' imbuhnya

Tim ahli yang dikirimkan bakal meninjau lokasi, ujar Ganjar Pranowo, untuk mengetahui penyebab terjadinya fenomena patahan mayor dan minor itu untuk antisipasi daerah rawan bencana.

Ganjar mengungkapkan masalah ini menjadi penting agar masyarakat tahu, sehingga program keluarga tahan bencana, keluarga tangguh bencana bisa dimengerti dan dipahami ketika tanahnya dan bangunannya berisiko bencana dan dapat diminimalisasi resiko tersebut. (AS/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya