Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PELAKSANA Tugas Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari memaparkan potensi-potensi kebencanaan yang bisa saja terjadi di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sesar Walanae merupakan sesar aktif di daratan yang kekuatannya bisa mencapai 6,6 magnitudo. Dan sesar tersebut melewati lima daerah di Sulsel, yaitu Kabupaten Pinrang, Gowa, Bone, Bulukumba, dan Sinjai.
Hal itu diungkapkan Muhari, pada Penataran Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Provinsi Sulawesi Selatan, bertema 'Penanggulangan Bencana Urusan Bersama', di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, di hadapan 24 kepala daerah dan unsur BPBD serta semua jajaran TNI-Polri di Sulsel.
Baca juga: Bendungan Ciawi Ditargetkan Berfungsi Akhir 2020
Menurutnya, informasi itu sebagai identifikasi awal.
"Jadi diketahui ada sesar aktif, tapi lajunya tidak signifikan meski tetap berpotensi merusak jika masa depan terjadi gempa. Makanya sejak dini bisa kita informasikan untuk menyiapkan mitigasi bencana," kata Muhari.
Dengan demikian, lanjut Muhari, pemerintah dapat masukan dalam penyusunan tata ruang daerah dan kepada masyarakat untuk pegaturan struktur bangunan perumahan fasilitas umum dan sosial.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BNPB Doni Monardo, yang memaparkan kondisi kebencanaan di seluruh wilayah Indonesia, mengajak agar manusia kembali memahami apa yang telah dianjurkan, yaitu tentang hubungan manusia dengan alam.
Selain itu, ia meminta semua pihak secara bersama, tidak boleh hanya satu pihak, tapi semua berkolaborasi, pemerintah pusat, daerah, TNI serta Polri, untuk memikirkan strategi jangka panjang dalam penanggulangan bencana.
"Kita harus berpikir bagaimana menyiapkan bangsa ini agar dapat menghadapi ancaman bencana bukan untuk satu tahun, dua tahun, tapi ratusan tahun yang akan datang, sehingga mitigasi itu perlu," tegas Doni.
Mendengar kondisi tersebut, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengaku akan menindaklanjuti dengan mengumpulkan seluruh kepala daerah yang masuk ke Sesar Walanae, terutama dalam rangka membangun konstruksi rumah yang tentu harus tahan gempa.
"Kita juga tidak tahu kapan datangnya (bencana), tapi dalam rangka pencegahan lebih bagus kita mempersiapkan itu, sehingga segala sesuatunya nanti bisa tertangani dengan baik," tukas Nurdin.
Sebelumnya, BNPB merilis, hingga Senin (10/2), telah terjadi 455 bencana di sejumlah wilayah di Indonesia yang mengakibatkan korban jiwa dan kerugian materil.
Dari semua bencana yang terjadi, itu dominan bencana hidrometeorologi, yang terdiri atas bencana banjir 171 kejadian, puting beliung 155 kejadian, tanah longsor 98 kejadian, dan abrasi 2 kejadian.
Banjir menjadi bencana yang paling banyak mengakibatkan korban jiwa meninggal dunia, yaitu 86 orang, disusul tanah longsor lima orang, dan puting beliung 3 tiga orang, yang dua di antaranya hilang.
Selain mengakibakan korban jiwa, bencana yang terjadi mengakibatkan kerusakan infrastruktur, seperti tempat tinggal dan fasilitas lain, seperti pendidikan, kesehatan, perkantoran dan jembatan.
Jumlah total rumah rusak dengan kategori rusak berat (RB) mencapai 2.512 unit, rusak sedang (RS) 1,725 dan rusak ringan 6.707. Sedangkan kerusakan infrastruktur lain, fasilitas pendidikan berjumlah 142, peribadatan 121, perkantoran 47 dan kesehatan 11.
Dari total kerusakan itu, hanya 5 rumah dengan kategori RS disebabkan karena gempa, sedangkan sisanya disebabkan bencana hidrometeorologi. (OL-1)
BENCANA hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin puting beliung melanda sejumlah kabupaten, seperti Bone, Sinjai, Bulukumba, dan Bantaeng di Sulawesi Selatan pada Sabtu, (5/7).
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Meskipun lokasi pemantauan sempat diguyur hujan deras, kondisi cuaca mulai membaik.
WAKIL Ketua Komisi VI DPR RI Nurdin Halid, melakukan kunjungan kerja ke Daerah Pemilihan (Dapil) II Sulawesi Selatan.
Secara teknologi, PLTB Tolo Jeneponto memiliki kemampuan yang sama dengan PLTB Sidrap.
Pemilik rumah tahfidz di Gowa Sulsel ditangkap setelah diduga melakukan tindakan asusila berupa pemerkosaan kepada empat orang santrinya.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
VIKTOR Lake tampak serius menulis kata demi kata hingga kalimat diatas secarik kertas. Sepertinya ia memeras otak untuk menciptakan sebuah dongeng.
Workshop ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Sebanyak 69 titik di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kini dikategorikan sebagai kawasan permukiman kumuh.
Dedi memulai langkah dengan melakukan tindakan tegas di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Ini penting untuk mengurangi dampak hujan yang terjadi di kawasan tersebut.
Praktik lokal mitigasi bencana di Aceh dan irigasi Subak di Bali adalah contoh bentuk-bentuk kearifan lokal dalam menangkal dampak perubahan iklim yang dapat direproduksi di tempat lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved