Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PERUM Bulog Divisi Regional (Divre) Bengkulu, kesulitan menyerap gabah dari petani disepuluh kabupaten/kota. Bulog mengalami kesulitan untuk membeli gabah karena petani lebih memilih menjual hasil panen yang sudah dikonversi menjadi beras ketimbang gabah. Kepala Subdivre Bulog Bengkulu, Defrizal, mengatakan, Bulog hingga saat ini masih kesulitan membeli gabah petani karena hasil panen sudah dikonversi menjadi beras ketimbang gabah karena harga jualnya lebih tinggi.
"Untuk pembelian gabah, Bulog sampai saat ini belum menyerap begitu banyak hanya kurang lebih sekitar ribuan ton pada pertengahan Januari ini," kata Defrizal, Selasa (28/1).
Penyebabnya rata-rata para petani tidak mau jual gabah dan beralasan sengaja mendiamkan dulu gabah mereka dan akan dijual ketika ada keperluan mendesak.
Untuk menggenjot penyerapan gabah, Bulog sudah melakukan program jemput bola dengan mendatangi langsung petani di beberapa daerah seperti di Kabupaten Bengkulu Utara, Rejang Lebong, dan Bengkulu Selatan. Saat ini Bulog terus berupaya melakukan penyerapan gabah di petani semaksimal mungkin. Sebagian petani tidak mau menjual gabahnya dengan alasan harga beli yang diberikan Bulog sangat murah kisaran Rp 5.115 per kilogram.
"Petani lebih memilih menjual berasnya dari pada gabah, karena kalau jual gabah untungnya sedikit," imbuhnya.
Berdasarkan catatan Bulog pada 2019 lalu, beras yang berhasil dibeli oleh Bulog dari para petani mencapai 1.500 ton dengan harga Rp8.030 per kg. Meskipun Bulog membeli dengan harga Rp8.030 per kg, tetap saja ada petani yang tidak ingin menjual beras ke Bulog dengan alasan harga belinya terlalu murah.
Saat ini petani menginginkan harga beli beras minimal Rp10 ribu per kg karena beras yang dijual adalah kualitas premium. Bulog kesulitan untuk menyerap beras dari petani karena lebih cerdas, tidak mau menjual beras bagus dengan harga murah, makanya banyak yang menjual ke luar daerah.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan mengatakan, petani di Bengkulu banyak menjual beras kepada para tengkulak dari luar provinsi setempat.
"Tengkulak membeli beras dari Bengkulu, kemudian dikemas ulang dan menjualnya kembali ke Bengkulu," katanya.
baca juga: Bupati Mentawai Targetkan Pembangunan Bandara Terwujud Tahun Ini
Akibatnya harga beras di daerah cukup tinggi dan idealnya harga beras kualitas premium harganya hanya Rp10 ribu per kg. Tetapi setelah dikemas ulang dijual dengan harga Rp11 ribu hingga Rp12 ribu per kg. Diharapkan para petani untuk tidak menjual gabah ataupun beras kepada para tengkulak dari luar daerah sehingga beras lokal asal Bengkulu, dijual langsung ke Bulog. (OL-3)
MENTERI Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta agar pengusaha penjual beras menjual beras dengan standar yang berlaku.
Pemerintah memastikan bantuan pangan beras mulai disalurkan pada Juli ini.
Beras tidak Sesuai Regulasi, Kementan: Rugikan Konsumen hingga Rp99,35 Triliun
Pada pertengahan Juni 2025, harga beras di beberapa pasar tradisional Kabupaten Deli Serdang naik hingga 3,4% dibanding bulan sebelumnya.
MENTERI Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah sedang menggalakkan program ketahanan pangan, namun masih ada oknum mafia yang mencoba mempermainkan situasi.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan bantuan pangan beras untuk periode Juni-Juli 2025 siap disalurkan kepada 18,3 juta penerima bantuan pangan (PBP).
Letjen TNI Novi Helmy memutuskan untuk tetap melanjutkan pengabdiannya di lingkungan TNI
KEMENTERIAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah resmi melakukan pergantian Direktur Utama Perum Bulog.
Bulog Surakarta menyatakan sangat mencukupi, karena stok di gudang se-Solo Raya saat ini mencapai 82 ribu ton lebih.
STOK beras di gudang Bulog akhirnya menembus 4 juta ton yang berhasil tercapai pada 29 Mei 2025. Dari jumlah itu 2,4 juta ton di antaranya berasal dari serapan gabah/beras produksi domestik.
PERUM Bulog mencatat serapan gabah dan beras menembus lebih dari 2,1 juta ton per Mei 2025. Bulog memastikan kualitas beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap terjaga
petani merasa senang karena Bulog menerima GKP dengan harga baik, yakni Rp6.500 per kilogram.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved