Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
TAMAN Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan (Sumsel) ternyata menyimpan sejuta kekayaan alam. Bukan hanya hutan manggrove, melainkan beragam habitat didalamnya menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan.
Tengok saja, ada atraksi lumba-lumba alam di pesisir laut Sumatra, burung migran dari Australia, lutung, monyet, buaya muara dan buaya senyulong hingga harimau Sumatra yang hidup dan tinggal di TN Sembilang tersebut.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Afan Absori mengatakan, di kawasan TN Sembilang ini cukup banyak pemandangan wisata yang bisa dinikmati wisatawan. Terutama pada bulan Oktober hingga Februari disetiap tahunnya, sebab ratusan jenis burung migran dari Australia berimigrasi mencari makan di kawasan tersebut.
“Ini sudah menjadi pemandangan menarik setiap tahun. Banyak wisatawan yang datang baik domestik maupun mancanegara yang datang untuk mengambil objek foto dan melihat aktivitas burung migran disini,” ucapnya.
Bahkan wisatawan dapat menikmati juga atraksi lumba-lumba secara alami di perbatasan muara sungai Sungsang dan Selat Bangka.
“Sebenarnya lumba-lumbanya banyak. Apalagi saat air pasang. Jika mesin speedboat atau kapal dimatikan, lumba-lumba ini akan bermain dan mendekat dengan speedboat kita. Mereka sangat menarik untuk dilihat,” jelasnya.
Dia memaparkan, kondisi yang asri dan masih sangat alami di kawasan TN Sembilang ini juga yang menjadi habitat mereka, baik burung maupun lumba-lumba. Bahkan Afan menerangkan, selain dapat melihat habitat burung migran dan lumba-lumba, wisatawan juga bisa melihat secara dekat keberadaan buaya muara dan buaya senyulong yang memang habitatnya berada di muara sungai dan di hutan bakau.
Diakui Afan, TN Sembilang cukup luas yakni sekitar 300 ribu hektare. Wisata hutan bakau yang alami, biasanya menjadi daya tarik wisatawan. “Di kawasan hutan kita ini juga masih alami, terbukti dengan habitat harimau Sumatra yang berada disini. Habitat mereka terjaga, sehingga tidak timbul konflik dengan manusia,” jelasnya.
Camat Banyuasin II, Salinan menuturkan, pihaknya saat ini terus mengajak desa-desa di sekitar TN Sembilang untuk berbenah agar bisa menjadi daya tarik wisatawan. Sebab cukup banyak wisatawan yang membutuhkan fasilitas penginapan, tempat makan, dan kuliner saat mendatangi wisata TN Sembilang tersebut.
“Jarak tempat wisata dengan pusat kota kan cukup jauh, karenanya desa-desa terdekat sudah diarahkan untuk menjadi desa wisata. Seperti Desa Muara Sungsang, Sungsang I, Sungsang II, Sungsang III dan desa Sungsang IV,” ucapnya.
Menurutnya, sudah sejak 2016 desa wisata mulai dikembangkan di kawasan wisata tersebut. Banyaknya bantuan berbagai pihak mendorong berkembangnya desa wisata di lokasi tersebut, membuat pihaknya bersama masyarakat bersatu untuk menjadikan desa wisata itu menjadi ramah wisatawan.
“Masyarakat di desa-desa ini mayoritas nelayan. Karenanya dengan sudah dijadikannya desa wisata, harapannya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, upaya untuk bisa meningkatkan kenyamanan bagi para wisatawan adalah pekerjaan rumah bersama,” terang Salinan.
Sementara itu, Deputi Direktur Kelola Sendang, David Ardhyan mengatakan, pihaknya selaku non goverment organization (NGO) terus mendukung keberadaan ekowisata di kawasan TN Sembilang.
“Kita bersama pemda sudah mencanangkan ekowisata untuk kawasan Sembilang dan Sungsang sejak satu tahun lalu. Berkolaborasi dengan Taman Nasional Sembilang, kami membantu pengembangan wisata Sungsang dan Sembilang,” ujarnya.
Ujung tombak dari wisata tersebut adalah warga Sungsang sendiri. Sebab, panorama alam yang tersaji di pesisir Sumatra cukup indah dan menarik. “Kita akan bantu terus dalam upaya peningkatan wisata di lokasi ini, dan kami juga berharap warga di Sungsang ini bisa menghidupkan desa wisata agar menjadi pendukung dari wisata alam di kawasan tersebut,” tandasnya. (OL-11)
Java Balloon Attraction tahun ini merupakan salah satu agenda unggulan dari rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-200 Wonosobo
Pariwisata hijau merupakan jalur penting untuk melestarikan lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi, serta menjadi alat untuk mencapai kemakmuran yang merata.
Korea Utara membuka kawasan wisata pantai berskala besar. Proyek wsata ini disebut sebagai proyek unggulan Kim Jong Un.
Mawatu Resort, anak perusahaan Vasanta Group, secara resmi mengumumkan kemitraan strategis dengan Cinema XXI untuk menghadirkan bioskop pertama di Pulau Flores.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan signifikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sepanjang Mei 2025.
Dinas Pariwisata Pemkab Raja Ampat meminta pengelola homestay di Raja Ampat untuk menerapkan pariwisata berkelanjutan yang mudah dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved